|
Bendera Kota Bandung |
Bendera yang digunakan oleh Kota Bandung adalah berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kota Besar Bandung tanggal 8 Juni 1953, Nomor 9938/53.
Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang tercantum pada diktum Keputusan tersebut di atas sebagai berikut:
Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung adalah tiga bidang jalur mendatar, masing-masing berturut-turut dari atas ke bawah berwarna hijau, kuning, dan biru.
Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dan jalur-jalur tersebut di bawah huruf ‘a’ urutan dari atas ke bawah adalah 2:1:1.
Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda itu 7:5.
Asal Usul Nama Bandung
Daerah yang sekarang dikenal dengan nama Bandung semula adalah ibukota Kerajaan Padjajaran (tahun 1488). Namun dari
penemuan arkeologi kuno, kota tersebut adalah rumah bagi Australopithecus, Manusia Jawa. Mereka tinggal di pinggiran sungai Cikapundung sebelah Utara Bandung, dan di pesisir Danau Bandung. Asal usul nama kota "Bandung" sendiri memiliki banyak versinya.
Dalam buku tulisan Haryoto Kunto, dapat ditemukan bahwa kata Bandung, berasal dari kata Bandong, sesuai dengan penemuan sebuah negeri kecil oleh seorang Mardijker bernama Julian de Silva. Dan tercatat pula bahwa Dr. Andries de Wilde, seorang pemilik kebun kopi yang sangat luas di daerah ini, meminang seorang gadis dan kemudian menikahinya yang berasal dari Kampung Banong (di daerah Dago Atas).
Malah ada pula yang berpendapat Kata Bandung berasal dari sebuah nama pohon Bandong ‘Garcinia spec’ (Heyne : 1950 Jilid III, pada halaman 2233, menyebutkan bahwa Bandong ‘Garcinia spec’ sejenis pohon yang tingginya 10 - 15 m dan besar batangnya 15 - 20 cm, dengan batang tak bercabang. Pohon ini dieksploitasi setelah berumur 20 - 30 tahun, dengan cara menoreh kulit kayu sedalam 2 - 3 mm akan mengalirkan cairan kekuning-kuningan. Menurut Wiesner’s Rohstoffe digunakan untuk pengobatan, mewarnai pernis-pernis spirtus, lak emas ‘goudlak’, cat air dan fotografi. Jadi nama Bandung berasal dari Bandong yang sesuai dengan sebuah nama kampung yang telah ditemukan oleh seorang Mardijker bernama Julian de Silva di atas.
Menurut penulis buku Wisata Bumi Cekungan Bandung, T. Bachtiar, Bandung juga artinya adalah persahabatan/perdamaian. Berasal dari Bahasa Kawi, Bandung artinya bersama-sama, bersahabat, bersaing, mendampingi, dan saling tolong menolong.
Mengenai asal-usul nama "Bandung", dikemukakan berbagai pendapat. Sebagian mengatakan bahwa, kata "Bandung" dalam bahasa Sunda, identik dengan kata "banding" dalam Bahasa Indonesia, berarti berdampingan. Ngabanding (Sunda) berarti berdampingan atau berdekatan. Hal ini antara lain dinyatakan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia terbitan Balai Pustaka (1994) dan Kamus Sunda-Indonesia terbitan Pustaka Setia (1996), bahwa kata bandung berarti berpasangan dan berarti pula berdampingan.
Pendapat lain mengatakan, bahwa kata "bandung" mengandung arti besar atau luas. Kata itu berasal dari kata bandeng. Dalam bahasa Sunda, ngabandeng berarti genangan air yang luas dan tampak tenang, namun terkesan menyeramkan. Diduga kata bandeng itu kemudian berubah bunyi menjadi Bandung.
Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa kata Bandung berasal dari kata bendung. Pendapat-pendapat tentang asal dan arti kata Bandung, rupanya berkaitan dengan peristiwa terbendungnya aliran Sungai Citarum purba di daerah Padalarang oleh lahar Gunung Tangkuban Parahu yang meletus pada masa holosen (± 6000 tahun yang lalu). Akibatnya, daerah antara Padalarang sampai Cicalengka (± 30 kilometer) dan daerah antara Gunung Tangkuban Parahu sampai Soreang (± 50 kilometer) terendam menjadi sebuah danau besar yang kemudian dikenal dengan sebutan Danau Bandung atau Danau Bandung Purba. Berdasarkan hasil penelitian geologi, air Danau Bandung diperkirakan mulai surut pada masa neolitikum (± 8000 - 7000 sebelum Masehi). Proses surutnya air danau itu berlangsung secara bertahap dalam waktu berabad-abad.
Kependudukan Kota Bandung
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan
Jakarta (sebelumnya bernama Batavia). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
Pemerintahan Kota Bandung
Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh walikota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih walikota beserta wakilnya dalam pilkada, sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya.
Perwakilan Pemerintahan Kota Bandung
Sesuai konstitusi yang berlaku DPRD kota Bandung merupakan representasi dari perwakilan rakyat, pada Pemilu Legislatif 2004 sebelumnya anggota DPRD kota Bandung berjumlah 45 orang. Sesuai dengan perkembangan dan pertambahan penduduk maka pada Pemilu Legislatif 2009 anggota DPRD kota Bandung bertambah menjadi 50 orang, yang kemudian tersusun atas perwakilan delapan partai, dan terdiri atas 41 lelaki dan 9 perempuan.
Pariwisata dan Budaya Kota Bandung
Sejak dibukanya Jalan Tol Padaleunyi, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda, diantaranya Gedung Sate sekarang berfungsi sebagai kantor pemerintah provinsi Jawa Barat, Gedung Pakuan yang sekarang menjadi tempat tinggal resmi gubernur provinsi Jawa Barat, Gedung Dwi Warna atau Indische Pensioenfonds sekarang digunakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk Kantor Wilayah XII Ditjen Pembendaharaan Bandung, Villa Isola sekarang digunakan Universitas Pendidikan Indonesia, Stasiun Hall atau Stasiun Bandung dan Gedung Kantor Pos Besar Kota Bandung.
Kota Bandung juga memiliki beberapa ruang publik seni seperti museum, gedung pertunjukan dan galeri diantaranya Gedung Merdeka, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika pada tahun 1955, Museum Sri Baduga, yang didirikan pada tahun 1974 dengan menggunakan bangunan lama bekas Kawedanan Tegallega, Museum Geologi Bandung, Museum Wangsit Mandala Siliwangi, Museum Barli, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan, Gedung Indonesia Menggugat dahulunya menjadi tempat Ir. Soekarno menyampaikan pledoinya yang fenomenal (Indonesia Menggugat) pada masa penjajahan Belanda, Taman Budaya Jawa Barat (TBJB) dan Rumentang Siang.
Kota ini memiliki beberapa kawasan yang menjadi taman kota, selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat di kota ini. Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu kawasan wisata yang sangat minati oleh masyarakat terutama pada saat hari minggu maupun libur sekolah, kebun binatang ini diresmikan pada tahun 1933 oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda dan sekarang dikelola oleh Yayasan Margasatwa Tamansari. Selain itu beberapa kawasan wisata lain termasuk pusat perbelanjaan maupun factory outlet juga tersebar di kota ini diantaranya, di kawasan Jalan Braga, kawasan Cihampelas, Cibaduyut dengan pengrajin sepatunya dan Cigondewah dengan pedagang tekstilnya. Puluhan pusat perbelanjaan sudah tersebar di kota Bandung, beberapa di antaranya Istana Plaza Bandung, Bandung Supermal, Cihampelas Walk, Paris Van Java Mall, dan Bandung Indah Plaza.
Sementara beberapa kawasan pasar tradisional yang cukup terkenal di kota ini diantaranya Pasar Baru, Pasar Gedebage dan Pasar Andir. Potensi kuliner khususnya tutug oncom, serabi, pepes, dan colenak juga terus berkembang di kota ini. Selain itu Cireng juga telah menjadi sajian makanan khas Bandung, sementara Peuyeum sejenis tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi, secara luas juga dikenal oleh masyarakat di pulau Jawa.
Kota Bandung dikenal juga dengan kota yang penuh dengan kenangan
sejarah perjuangan rakyat Indonesia pada umumnya, beberapa monumen telah didirikan dalam memperingati beberapa peristiwa sejarah tersebut, diantaranya Monumen Perjuangan Jawa Barat, Monumen Bandung Lautan Api, Monumen Penjara Banceuy, Monumen Kereta Api dan Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Berbagai tempat wisata yang ada di kota Bandung :
Gedung antik
- Gedung Sate, Jl. Diponegoro
- Gedung Bank Indonesia, Jl. Braga
- Bumi Siliwangi (ISOLA), Jl. Setiabudhi
- Balai Kota, Jl. Merdeka
- Balai Pakuan, Jl. Kebon Kawung
- Pendopo, Jl. Dewi Sartika
Taman
- Taman Hutan Djuanda, Jl. Dago Pakar
- Taman Lalu Lintas Ade Irma S, Jl. Sumatera
- Kebun Binatang, Jl. Tamansari
- Taman Cibeunying, Jl. Cibeunying
- Taman Maluku, Jl. Maluku
- Taman Dewi Sartika, Jl. Merdeka
- Taman Gedung Sate, Jl. Cimandiri
- Taman Ganesha, Jl. Ganesha
- Taman Cilaki, JL. Cilaki
- Taman Alun-alun Bandung, Jl. Asia-Afrika
- Gedung Sate, Jl. Diponegoro
Museum, Monumen dan Jalan-jalan Kota
- Museum Sri Baduga, Jl. BKR No.185
- Museum Konferensi Asia-Afrika, Jl. Asia Afrika
- Museum Geologi, Jl. Diponegoro
- Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Jl. Lembong
- Museum POS, Jl. Cilaki
- Monumen Perjuangan Jawa Barat, Jl. Dipati Ukur
- Monumen Bandung Lautan Api, Jl. Tegalega
- Monumen Kereta Api, Jl. Stasiun Timur
- Jalan Cihampelas
- Jalan Dago
- Jalan Braga
- Jalan LL.RE.Martadinata
Tempat wisata yang ada sekitar di kota Bandung :
- Situ Cimanggu; Tempat ini pilihan yang tepat. Merupakan kolam pemandian didaerah perkebunan teh Ciwidey dan merupakan kolam air panas yang dilengkapi dengan kedai minum, pentas kesenian dan fasilitas kesenian. Situ Cimanggu berada 45km arah selatan kota Bandung.
- Waduk Saguling; Tak hanya waduk namun juga terdapat Pemandian air panas Cisameng curug jawa sanghiang tiroko. Waduk ini memanfaatkan salah satu sungai terbesar di Jawa Barat, yaitu sungai Citarum. Waduk Sagulung berada diruas jalan Bandung-Cianjur.
- Situ Cileunca; Situ yang luasnya sekitar 1400 Hektar ini dikelilingi oleh bukit-bukit yang berpanorama menarik terletak 40km arah selatan kota Bandung temperatur daerah ini berkisar 16-23 derajat celcius.
- Situ Ciburuy; Terletak 33km dari arah kota Bandung terkenal dengan alamnya yang khas yaitu bukit-bukit kapur yang menjulang.
- Ciater; Tempat pemandian air panas yang bersebelahan dengan gunung Tangkuban Parahu dan dikelilingi oleh perkebunan Teh.
- Curug Cisarua; Curug dengan ketinggian 15m berdekatan dengan pasar bunga Cihideung Lembang.
- Tangkuban Parahu; Pegunungan dengan pesona kawahnya yang indah dapat dicapai dengan sekitar 1 jam dari pusat kota 25 km arah utara kota Bandung. Begitu sampai bau sulfur yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit akan menyergap penciuman. Selain kawah utama juga terdapat beberapa kawah kecil lainnya seperti kawah Domas.
- Bumi Perkemahan CIKOLE; Bumi Perkemahan Cikole seluas 488 Hektar ini terletak pada ketinggian 1300m diatas permukaan laut. Memiliki fasilitas taman bunga, lapangan, taman area parker dll. Bumi Perkemahan Cikole berada disekitar ruas jalan Bandung-Subang
- Bumi Perkemahan Ranca Upas; Komplek Bumi Perkemahan yang berada disekitar tanaman Acalipticus. Berjarak 42 km dari kota Bandung kearah selatan dengan suhu berkisar antara 18-23 derajat celcius. Keberadaan objek wisata ini masih belum banyak dikenal orang,objek wisata punceling,dikunjungi oleh mereka yang senag dengan olahraga jalan kaki,maka tak heran apabila pengunjung yang mendatangi objek ini cenderung berkelompok dan untuk berdarmawisata menikmati keindahan alamnya.
- Objek Wisata Kawah Putih; Objek wisata ini belum lama diresmikan untuk dapat dinikmati oleh umum. Sebelumnya Kawah Putih dikenal sebagai daerah tambang belerang, hal ini dapat dilihat dari peninggalan di areal wisata kawah putih, yaitu berupa gua penambangan belerang. Fasilitas yang tersedia di objek wisata ini masih terbatas, yaitu: Parkir,WC umum,Mushola,dan warung-warung penjual makana ringan dan minuman.Letaknya berada di 44 km arah selatan kota Bandung.
- Penangkaran Rusa Ranca Upas; Ranca Upas adalah areal yang disediakan bagi perkemahan. Disamping disiapkan untuk perkemahan, Ranca Upas memiliki areal yang dipergunakan untuk penangkaran rusa.
- Pemandian Air Panas Cimanggu; Daerah Ciwidey kaya dengan sumber air panas alam, salah satunya dimanfaatkan oleh PERUM Perhutani sebagai sumber air kolam renang Cimanggu. Objek wisata Cimanggu memiliki fasilitas : Tempat parker luas, Arena bermain anak-anak, Kolam renag air panas alam, MCK dan WC umum, Mushola, dan warung penjual makanan ringan dengan minuman. Letaknya berada di 45 km arah selatan kota Bandung.
- Pemandian Air Panas Alam Walini; Seperti halnya Cimanggu,Walini yang pula memanfaatkan melimpahnya sumber air panas alam, menyediakan kolam renang panas. Objek wisata ini berada di lingkungan perkebunan the yang berhawa sejuk na segar tepatnya 46 km arah selatan kota Bandung. Walini memiliki fasilitas : Bungalow, Restoran, Tempat Parkir, WC umum.
- Situ Patenggang; Situ Patenggang yang memiliki luas areal 140 ha adalah tempat tujuan utama para pengunjung objek wisata daerah Ciwidey. Terletak diantara perkebunan the Rancabali an kawasan hutan Rancabali tepatnya 47 km arah selatan kota Bandung. Situ Patenggang benar-benar memanfaatkan keindahan alam sebagai daya tariknya. Fasilitas yang tersedia adalah: Bungalow, Sepeda Air, Sampan, Kios-Kios penjual cendramata, makanan, minuman, WC, dan Areal parkir.