Kopi pada umumnya dipanen terlebih dahulu kemudian bijinya dipetik bila sudah matang, tetapi berbeda dengan kopi luwak. Biji kopi dibiarkan berjatuhan, kemudian petani melepaskan binatang luwak ( sejenis musang ) dan membiarkan musang memakan biji kopi yang berjatuhan tadi, kemudian petani menunggu binatang luwak itu mengeluarkan kotoran.
Biji kopi yang keluar bersamaan dengan kotoran luwak itu yang akan diproses lagi menjadi minuman kopi, yang dinamakan dengan KOPI LUWAK (Civet Coffee). Peneliti di kanada melakukan penelitian dan membuktikan bahwa kandungan protein yang terdapat di dalam perut luwak yang menjadikan kopi berfermentasi dan matang lebih sempurna. jadi rasa yang dihasilkannya pun lebih nikmat.
Sejarah kopi luwak
Berawal dari petani yang melihat hewan luwak memakan biji-biji kopi di kebun nya. Kemudian petani tersebut menangkap luwak tersebut dan mencoba untuk menyembelihnya. Saat petani ingin menyembelih musang tersebut , petani melihat kotoran-kotoran dari musang tersebut yang berceceran di kandang tempat musang di kurung, petani berpikir mengapa biji kopinya malah berantakan di kandang musang.
Petani kemudian menyembelih dan mulai merobek-robek perut musang,sampai akhirnya petani membuka isi perut dari musang tersebut dan mulai saat itulah petani melihat kotoran dari sang musang sendiri, petani merasa heran, kenapa biji kopi yang di simpan tadi sama dengan yang di dalam isi perut si musang yang disembelih.
Petani tersebut menyimpulkan biji kopi tersebut adalah hasi dari pencernaan musang sendiri,yaitu kotoran. Maka petani tersebut membuka kembali kotoran-kotoran musang itu yang telah dia simpan,Petani memikirkan jika kotoran ini mirip biji kopi,apakah bisa di masak?. Akhirnya petani ini mulai memasak kotoran musang ini.
Dan ternyata rasa dari kotoran musang ini lebih nikmat dari biji kopi biasa, akhirnya petani langsung membuat banyak kopi luwak dan menyebarluaskan rasa nikmatnya kopi ini kepada masyarakat.