Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Sejarah Sholawat Al barzanji

Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.

Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar. Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.

Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya. Syaikh Ja’far Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi saw.


Sejarah Pengarang Maulid AlBarzanji

Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah.

Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.

Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah.

Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri.

Syaikh Ja’far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau.

Historisitas Al-Barzanji tidak dapat dipisahkan dengan momentum besar perihal peringatan maulid Nabi Muhammad saw untuk yang pertama kali. Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad saw pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.

Kita mengenal itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.

Adalah Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi -dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub- katakanlah dia setingkat Gubernur. Meskipun Salahuddin bukan orang Arab melainkan berasal dari suku Kurdi, pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.

Sebenarnya hal itu bukan gagasan murni Salahuddin, melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi yang menjadi Atabeg (setingkat Bupati) di Irbil, Suriah Utara. Untuk mengimbangi maraknya peringatan Natal oleh umat Nasrani, Muzaffaruddin di istananya sering menyelenggarakan peringatan maulid nabi, cuma perayaannya bersifat lokal dan tidak setiap tahun. Adapun Salahuddin ingin agar perayaan maulid nabi menjadi tradisi bagi umat Islam di seluruh dunia dengan tujuan meningkatkan semangat juang, bukan sekadar perayaan ulang tahun biasa.

Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata Khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H / 1183 M, Salahuddin sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 / 1184 M tanggal 12 Rabiul Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.

Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.

Salah satu kegiatan yang di prakarsai oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

Kitab Al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dan meningkatkan gairah umat. Dalam kitab itu riwayat Nabi saw dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa (nasr) dan kasidah yang sangat menarik. Secara garis besar, paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut: (1) Sislilah Nabi adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kitab bin Murrah bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Nizar bin Maiad bin Adnan. (2) Pada masa kecil banyak kelihatan luar biasa pada dirinya. (3) Berniaga ke Syam (Suraih) ikut pamannya ketika masih berusia 12 tahun. (4) Menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun. (5) Diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, dan mulai menyiarkan agama sejak saat itu hingga umur 62 tahun. Rasulullah meninggal di Madinah setelah dakwahnya dianggap telah sempurna oleh Allah SWT.

Dalam Barzanji diceritakan bahwa kelahiran kekasih Allah ini ditandai dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi saat itu, sebagai genderang tentang kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah pilihan Allah. Saat Nabi Muhammad dilahirkan tangannya menyentuh lantai dan kepalanya mendongak ke arah langit, dalam riwayat yang lain dikisahkan Muhammad dilahirkan langsung bersujud, pada saat yang bersamaan itu pula istana Raja Kisrawiyah retak terguncang hingga empat belas berandanya terjatuh. Maka, Kerajaan Kisra pun porak poranda. Bahkan, dengan lahirnya Nabi Muhammad ke muka bumi mampu memadamkan api sesembahan Kerajaan Persi yang diyakini tak bisa dipadamkan oleh siapapun selama ribuan tahun.

Keagungan akhlaknya tergambarkan dalam setiap prilaku beliau sehari-hari. Sekitar umur tiga puluh lima tahun, beliau mampu mendamaikan beberapa kabilah dalam hal peletakan batu Hajar Aswad di Ka’bah. Di tengah masing-masing kabilah yang bersitegang mengaku dirinya yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Rasulullah tampil justru tidak mengutamakan dirinya sendiri, melainkan bersikap akomodatif dengan meminta kepada setiap kabilah untuk memegang setiap ujung sorban yang ia letakan di atasnya Hajar Aswad. Keempat perwakilan kabilah itu pun lalu mengangkat sorban berisi Hajar Aswad, dan Rasulullah kemudian mengambilnya lalu meletakkannya di Ka’bah.

Kisah lain yang juga bisa dijadikan teladan adalah pada suatu pengajian seorang sahabat datang terlambat, lalu ia tidak mendapati ruang kosong untuk duduk. Bahkan, ia minta kepada sahabat yang lain untuk menggeser tempat duduknya, namun tak ada satu pun yang mau. Di tengah kebingungannya, Rasulullah saw memanggil sahabat tersebut dan memintanya duduk di sampingnya.. Tidak hanya itu, Rasul kemudian melipat sorbannya lalu memberikannya pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Melihat keagungan akhlak Nabi Muhammad, sahabat tersebut dengan berlinangan air mata lalu menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk, tetapi justru mencium sorban Nabi Muhammad saw tersebut.

Bacaan shalawat dan pujian kepada Rasulullah bergema saat kita membacakan Barzanji di acara peringatan maulid Nabi Mauhammad saw, Ya Nabi salâm ‘alaika, Ya Rasûl salâm ‘alaika, Ya Habîb salâm ‘alaika, ShalawatulLâh ‘alaika… (Wahai Nabi salam untukmu, Wahai Rasul salam untukmu, Wahai Kekasih salam untukmu, Shalawat Allah kepadamu…)

Kemudian, apa tujuan dari peringatan maulid Nabi dan bacaan shalawat serta pujian kepada Rasulullah? Dr. Sa’id Ramadlan Al-Bûthi menulis dalam Kitab Fiqh Al-Sîrah Al-Nabawiyyah: “Tujuannya tidak hanya untuk sekedar mengetahui perjalanan Nabi dari sisi sejarah saja. Tapi, agar kita mau melakukan tindakan aplikatif yang menggambarkan hakikat Islam yang paripurna dengan mencontoh Nabi Muhammad saw.”

Sarjana Jerman peneliti Islam, Annemarie Schimmel dalam bukunya, Dan Muhammad adalah Utusan Allah: Penghormatan terhadap Nabi saw dalam Islam (1991), , menerangkan bahwa teks asli karangan Ja’far Al-Barzanji, dalam bahasa Arab, sebetulnya berbentuk prosa. Namun, para penyair kemudian mengolah kembali teks itu menjadi untaian syair, sebentuk eulogy bagi Sang Nabi. Pancaran kharisma Nabi Muhammad saw terpantul pula dalam sejumlah puisi, yang termasyhur: Seuntai gita untuk pribadi utama, yang didendangkan dari masa ke masa.

Untaian syair itulah yang tersebar ke berbagai negeri di Asia dan Afrika, tak terkecuali Indonesia. Tidak tertinggal oleh umat Islam penutur bahasa Swahili di Afrika atau penutur bahasa Urdu di India, kita pun dapat membaca versi bahasa Indonesia dari syair itu, meski kekuatan puitis yang terkandung dalam bahasa Arab kiranya belum sepenuhnya terwadahi dalam bahasa kita sejauh ini.

Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa karya Ja’far Al-Barzanji merupakan biografi puitis Nabi Muhammad saw. Dalam garis besarnya, karya ini terbagi dua: ‘Natsar’ dan ‘Nadhom’. Bagian Natsar terdiri atas 19 sub bagian yang memuat 355 untaian syair, dengan mengolah bunyi “ah” pada tiap-tiap rima akhir. Seluruhnya menurutkan riwayat Nabi Muhammad saw, mulai dari saat-saat menjelang beliau dilahirkan hingga masa-masa tatkala paduka mendapat tugas kenabian. Sementara, bagian Nadhom terdiri atas 16 sub bagian yang memuat 205 untaian syair, dengan mengolah rima akhir “nun”.

Dalam untaian prosa lirik atau sajak prosaik itu, terasa betul adanya keterpukauan sang penyair oleh sosok dan akhlak Sang Nabi. Dalam bagian Nadhom misalnya, antara lain diungkapkan sapaan kepada Nabi pujaan” Engkau mentari, Engkau rebulan dan Engkau cahaya di atas cahaya“.

Di antara idiom-idiom yang terdapat dalam karya ini, banyak yang dipungut dari alam raya seperti matahari, bulan, purnama, cahaya, satwa, batu, dan lain-lain. Idiom-idiom seperti itu diolah sedemikian rupa, bahkan disenyawakan dengan shalawat dan doa, sehingga melahirkan sejumlah besar metafor yang gemilang. Silsilah Sang Nabi sendiri, misalnya, dilukiskan sebagai “Untaian Mutiara”.

Betapapun, kita dapat melihat teks seperti ini sebagai tutur kata yang lahir dari perspektif penyair. Pokok-pokok tuturannya sendiri, terutama menyangkut riwayat Sang Nabi, terasa berpegang erat pada Alquran, hadist, dan sirah nabawiyyah. Sang penyair kemudian mencurahkan kembali rincian kejadian dalam sejarah ke dalam wadah puisi, diperkaya dengan imajinasi puitis, sehingga pembaca dapat merasakan madah yang indah.

Salah satu hal yang mengagumkan sehubungan dengan karya Ja’far Al-Barzanji adalah kenyataan bahwa karya tulis ini tidak berhenti pada fungsinya sebagai bahan bacaan. Dengan segala potensinya, karya ini kiranya telah ikut membentuk tradisi dan mengembangkan kebudayaan sehubungan dengan cara umat Islam diberbagai negeri menghormati sosok dan perjuangan Nabi Muhammad saw.

Kitab Maulid Al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh Al-’Allaamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad yang terkenal dengan panggilan Ba`ilisy yang wafat tahun 1299 H dengan satu syarah yang memadai, cukup elok dan bermanfaat yang dinamakan ‘Al-Qawl Al-Munji ‘ala Mawlid Al-Barzanji’ yang telah banyak kali diulang cetaknya di Mesir.

Di samping itu, telah disyarahkan pula oleh para ulama kenamaan umat ini. Antara yang masyhur mensyarahkannya ialah Syaikh Muhammad bin Ahmad ‘Ilyisy Al-Maaliki Al-’Asy’ari Asy-Syadzili Al-Azhari dengan kitab ’Al-Qawl Al-Munji ‘ala Maulid Al-Barzanji’. Beliau ini adalah seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermazhab Maliki lagi Asy`ari dan menjalankan Thoriqah Asy-Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H / 1802M dan wafat pada tahun 1299 H / 1882M.

Ulama kita kelahiran Banten, Pulau Jawa, yang terkenal sebagai ulama dan penulis yang produktif dengan banyak karangannya, yaitu Sayyidul Ulamail Hijaz, An-Nawawi Ats-Tsani, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi turut menulis syarah yang lathifah bagi Maulid al-Barzanji dan karangannya itu dinamakannya ‘Madaarijush Shu`uud ila Iktisaail Buruud’. Kemudian, Sayyid Ja’far bin Sayyid Isma`il bin Sayyid Zainal ‘Abidin bin Sayyid Muhammad Al-Hadi bin Sayyid Zain yang merupakan suami kepada satu-satunya anak Sayyid Ja’far al-Barzanji, juga telah menulis syarah bagi Maulid Al-Barzanj tersebut yang dinamakannya ‘Al-Kawkabul Anwar ‘ala ‘Iqdil Jawhar fi Maulidin Nabiyil Azhar’. Sayyid Ja’far ini juga adalah seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif. Beliau juga merupakan seorang Mufti Syafi`iyyah. Karangan-karangan beliau banyak, antaranya: “Syawaahidul Ghufraan ‘ala Jaliyal Ahzan fi Fadhaail Ramadhan”, “Mashaabiihul Ghurar ‘ala Jaliyal Kadar” dan “Taajul Ibtihaaj ‘ala Dhauil Wahhaaj fi Israa` wal Mi’raaj”. Beliau juga telah menulis sebuah manaqib yang menceritakan perjalanan hidup dan ketinggian nendanya Sayyid Ja’far Al-Barzanji dalam kitabnya “Ar-Raudhul A’thar fi Manaqib As-Sayyid Ja’far”.

Kitab Al-Barzanji dalam bahasa aslinya (Arab) dibacakan dalam berbagai macam lagu; rekby (dibaca perlahan), hejas (dibaca lebih keras dari rekby ), ras (lebih tinggi dari nadanya dengan irama yang beraneka ragam), husein (memebacanya dengan tekanan suara yang tenang), nakwan membaca dengan suara tinggi tapi nadanya sama dengan nada ras, dan masyry, yaitu dilagukan dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan perasaan yang dalam

Di berbagai belahan Dunia Islam, syair Barzanji lazimnya dibacakan dalam kesempatan memeringati hari kelahiran Sang Nabi. Dengan mengingat-ingat riwayat Sang Nabi, seraya memanjatkan shalawat serta salam untuknya, orang berharap mendapat berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman. Sudah lazim pula, tak terkecuali di negeri kita, syair Barzanji didendangkan – biasanya, dalam bentuk standing ovation – dikala menyambut bayi yang baru lahir dan mencukur rambutnya.

Pada perkembangan berikutnya, pembacaan Barzanji dilakukan di berbagai kesempatan sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, upacara pemberian nama, mencukur rambut bayi, aqiqah, khitanan, pernikahan, syukuran, kematian (haul), serta seseorang yang berangkat haji dan selama berada disana. Ada juga yang hanya membaca Barzanji dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan puncaknya ialah mau’idhah hasanah dari para muballigh atau da’i.

Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal kalender hijriyah (Maulud). Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakda Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam.

Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’idhah hasanah pada acara temanten dan mauludan.

Dalam ‘Madarirushu’ud Syarhul’ Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di hari kiamat.” Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”

Sumber : http://pencarisyafaat.blogspot.com/
, ,

Sejarah Candi Borobudur - Candi Budha Termegah di Dunia













Borobudur
adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang yang letaknya sebelah selatan + 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang berbukit hampir seluruhnya di kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi Candi Borobudur di antaranya di sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke 8 sampai awal abad ke 9, ini didasari pada tulisan singkat yang ada di atas figura relief kaki asli Candi Borobudur. Pendirinya adalah Raja Samaratungga salah satu raja dari kerajaan Mataram Kuno yang disebut-sebut sebagai masa keemasannya wangsa Syailendra.

Tahap Pembangunan Candi Borobudur :
  • Tahap pertama >> Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
  • Tahap kedua >> Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
  • Tahap ketiga >> Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.
  • Tahap keempat >> Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.



Penemuan Kembali Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah karya seni terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan telah dan hampir terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad–abad. Diperkirakan hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah. Sejak runtuhnya kerajaan Mataram Konu pada tahun 930 M, pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur, Candi Borobudur mulai terbengkalai dan tak terurus,  tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya.

Pada tahun 1814 M  Letnan Gubernur Jendral Inggrs Sir Thomas Stamford Rafles mengunjungi Indonesia yang ketika itu di jajah Inggris pada tahun 1811 M –1816 M. Ia 
mengutus H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini. Dalam dua bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Karena ancaman longsor, ia tidak dapat menggali dan membersihkan semua lorong. Ia melaporkan penemuannya kepada Raffles termasuk menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur. Meskipun penemuan ini hanya menyebutkan beberapa kalimat, Raffles dianggap berjasa atas penemuan kembali monumen ini, serta menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini.

Pada tahun 1835 M seluruh candi Borobudur di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karena begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut, puing –puing yang masih menutupi candi di singkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan semua juga dibersihkan sehingga candi lebih baik di bandingkan sebelumnya.  
 

Bagian-bagian candi Borobudur banyak dicuri sebagai benda cinderamata, arca dan ukirannya diburu kolektor benda antik. Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan untuk menghadiahkan delapan gerobak penuh arca dan bagian bangunan Borobudur kepada Raja Thailand, ChulalongkornArtefak yang diboyong ke Thailand antara lain; lima arca Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang, dan arca penjaga dwarapala yang pernah berdiri di Bukit Dagi — beberapa ratus meter di barat laut Borobudur. Beberapa artefak ini, yaitu arca singa dan dwarapala, kini dipamerkan di Museum Nasional di Bangkok.

Batu Peringatan Pemugaran
Pada tahun 1973, candi Borobudur mengalami pemugaran besar-besaran yang melibatkan ratusan pekerja muda dengan menghabiskan dana yang cukup besar, prasasti dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur. UNESCO memasukan Borobudur kedalam Situs Warisan Dunia pada tahun 1991.

Secara keseluruhan candi Borobudur mengalami banyak pemugaran, berikut Ikhtisar Waktu Proses Pemugaran Candi borobudur :

  • 1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa BorobudurRaffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
  • 1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan.
  • 1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
  • 1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
  • 1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.
  • 1956 - Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
  • 1963 - Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
  • 1968 - Pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.
  • 1971 - Pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
  • 1972 - International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia.
  • 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984
  • 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali. Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstremis yang dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyi.
  • 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Nama Borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras.
Ada penjelasan lain yaitu Borobudur berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata biara/vihara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas".
Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3
bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat )
pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja. Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M dengan Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M dan sudut yang membelok 113 M serta tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M. Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.

Candi Borobudur memiliki struktur dasar punden berundak, dengan enam pelataran berbentuk bujur sangkar, tiga pelataran berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua pelatarannya beberapa stupa.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi.
Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.


Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief.
Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran.
Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain.
Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit.
Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat.
Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan.
Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.

Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur Mandala. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

Secara keseluruhan candi Borobudur terdiri dari :

PATUNG
Patung Budha

Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432 Buah
Sedangkan pada teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah

Susunan patung Budha pada candi Bororbudur sebagai berikut:

  1. Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha
  2. Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha
  3. Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha
  4. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
  5. Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha
  6. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
  7. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
  8. Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha

Jumlah : 504 Patung Budha


PATUNG SINGA
Patung Singa

Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.


STUPA

  • Stupa Induk >> Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan terletak di tengah – tengah paling atas yang merupakan mahkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudurgaris tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan juga terletak di garis Harmika.
  • Stupa Berlubang / Terawang >> Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung Budha. Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat ArupadhatuTeras I terdapat 32 Stupa, Teras II terdapat 24 Stupa, Teras III terdapat 16 Stupa. Jumlah 72 Stupa
  • Stupa Borobudur
  • Stupa kecil >> Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur keberadaan stupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.



RELIEF

Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur.
Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita Jaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.


Cerita pada relief candi Borobudur secara singkat bermakna sebagai berikut :

KARMAWIBHANGGA
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

LALITAWISTARA
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

JATAKA DAN AWADANA
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana.
Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan.
Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

GANDAWYUHA
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana.
Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

ARCA BUDDHA
Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi lotus serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu.

Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung , baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu.
Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri).

Sejarah Tahun Baru Imlek dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

Gong xi fa cai
Sejarah Tahun Baru imlek - Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. 

Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (Chinese: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Cina sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Cina secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun ber-angka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4707, 4706, atau 4646.

Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). 

Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi Han Cina yang signifikan, Tahun Baru Cina juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.


Tanggal perayaan Tahun Baru Imlek

Kalender lunisolar Tionghoa menentukan tanggal Tahun Baru Cina. Kalender tersebut juga digunakan di negara-negara yang telah mengangkat atau telah dipengaruhi oleh budaya Han (terutama di Korea, Jepang, dan Vietnam) dan mungkin memiliki asal yang serupa dengan perayaan Tahun Baru di luar Asia Timur (seperti Iran, dan pada zaman dahulu kala, daratan Bulgar).

Dalam kalender Gregorian, Tahun Baru Cina jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, antara tanggal 21 Januari sampai 20 Februari. Dalam kalender Tionghoa, titik balik mentari musim dingin harus terjadi di bulan 11, yang berarti Tahun Baru Cina biasanya jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik mentari musim dingin (dan kadang yang ketiga jika pada tahun itu ada bulan kabisat). Di budaya tradisional di Cina, lichun adalah waktu solar yang menandai dimulainya musim semi, yang terjadi sekitar 4 Februari.

Tanggal untuk Tahun Baru Cina dari 1996 sampai 2019 (dalam penanggalan Gregorian) dapat dilihat di tabel di atas, bersamaan dengan shio hewan untuk tahun itu dan cabang duniawinya. Bersamaan dengan daur 12-tahun masing-masing dengan shio hewan ada daur 10-tahun batang surgawi. 

Setiap surgawi dikaitkan dengan salah satu dari lima elemen perbintangan Cina, yaitu: Kayu, Api, Bumi, Logam, dan Air. Unsur-unsur tersebut diputar setiap dua tahun sekali sementara perkaitan yin dan yang silih berganti setiap tahun. Unsur-unsur tersebut dengan itu dibedakan menjadi: Kayu Yang, Kayu Yin, Api Yang, Api Yin, dan seterusnya. Hal ini menghasilkan sebuah daur gabungan yang berulang setiap 60 tahun. Sebagai contoh, tahun dari Tikus Api Yang terjadi pada 1936 dan pada tahun 1996.

Banyak orang mengacaukan tahun kelahiran Tionghoa dengan dengan tahun kelahiran Gregorian mereka. Karena Tahun Baru Cina dapat dimulai pada akhir Januari sampai pertengahan Februari, tahun Tionghoa dari 1 Januari sampai hari imlek di tahun baru Gregorian tetap tidak berubah dari tahun sebelumnya. Sebagai contoh, tahun ular 1989 mulai pada 6 Februari 1989. Tahun 1990 dianggap oleh beberapa orang sebagai tahun kuda. Namun, tahun ular 1989 secara resmi berakhir pada 26 Januari 1990. Ini berarti bahwa barang siapa yang lahir dari 1 Januari ke 25 Januari 1990 sebenarnya lahir pada tahun ular alih-alih tahun kuda.


Mitos Tahun Baru Imlek

Menurut legenda, dahulu kala, Nián (年) adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri mereka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. 

Dipercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kerta merah di jendela dan pintu. 

Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".

Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.


Makna Tahun Baru Imlek

Setiap perayaan hari raya apapun agamanya, selalu memuat makna bagi pemeluknya dan juga dirasakan bagi komunitas lain di sekitarnya. Ritme kehidupan keseharian berubah menjadi suatu momentum yang menggembirakan. Ritualisme kultural kemudian memuat dimensi ekonomi. Umat Konghuchu atau ethnik Tionghoa kemanapun mereka merantau akan kembali berkumpul dalam keluarga (puan yuan).



Gong xi fa cai
Menyambut Imlek, berbagai persiapan dilakukan dalam keluarga dan di lingkungan komunitas Tionghoa. Makan malam bersama menjadi tradisi spiritual dan melembaga dalam keluarga. Ikan dingkis yang bertelur dengan harga raturan ribu perkilo menjadi menu utama. Buah jeruk Mandarin menjadi penghias dan buah penanda Imlek, berbagai ukuran dan rasa kue bakol disajikan. Rumah-rumah dihiasi dengan pernak-pernik Imlek.

Budaya memberi dalam bentuk angpao berwarna merah memeriahkan suasana yang kemudian kertas merah ini digantung di pohon angpao (yin liu). Lima belas hari dalam suasana berbahagia sampai ke-15 Imlek (cap go me) juga dirayakan memaknai spiritualitas dan ritualitas hari esok yang diharapkan lebih baik. Gambar dewa uang si pembawa rezeki selalu disucikan.

Dilakukan aksi bersih-bersih di tempat ibadah maupun rumah, agar murah rezeki dan keberuntungan usaha. Ramalan peruntungan berdasarkan tahun melalui sio kelahiran memberikan makna tersendiri agar hidup semakin hati-hati. Imlek memang tahun baru Tionghoa. Tapi kalimat “gong xi fa cai”, yang banyak terdengar atau ditempel di selama Imlek, bukan berarti “selamat tahun baru”.

Seperti ditulis koran Daily Express, yang sebagian besar pembacanya puak Cina di Sabah, Malaysia, “gong xi fa cai” itu berarti “selamat dan semoga sejahtera”. Kadang tulisan “gong xi fa cai” ditulis dengan cara lain karena beda ejaan dan dialek. Misalnya saja “keong hee huat chie” (Hokkien), “kung hei fat choi” (Kanton atau Hongkong), atau “kung hei fat choi” (Hakka).

Meski tulisannya tampak jauh dari dialek lain, tapi cara membaca “Gong Xi Fa Cai” tidak jauh berbeda dengan yang lain yakni: “kung shi fa tsai”. Ini karena huruf “g” di ejaan resmi itu dibaca “k”, “x” dibaca “sh”, dan “c” dibaca “ts”. Sebagai perbandingan, kata “kungfu” yang biasa di kenal di Indonesia, dalam ejaan resmi Mandarin menjadi “Gongfu”.

“Gong xi fa cai” itu menggunakan bahasa Mandarin dengan Hanyu Pinyin, ejaan huruf Latin yang dipakai resmi di Cina, Taiwan, dan Singapura. Sedang dialek lain menggunakan ejaan tidak resmi Wade-Giles.

Untuk anak-anak, ucapan yang digunakan lebih panjang lagi. Mereka akan mengatakan “gong xi fa cai, hong bao na lai” (kung shi fa tsai, ang pao na lai) yang berarti “selamat dan sejahtera, bawakan saya ang pao”. Bagi anak-anak Tionghoa, Imlek itu seperti Lebaran, saatnya mengumpulkan angpao.

Ucapan “gong xi fa cai” saling dipertukarkan saat Imlek sejak ribuan tahun yang lalu. Ingat saja, penanggalan Cina sekarang sudah berusia 26 abad, lebih tua enam abad dibanding penanggalan Masehi.


Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://artvisualizer.wordpress.com/2010/02/12/makna-gong-xi-fa-cai/

Profil dan Sejarah Chelsea FC

Chelsea F.CChelsea F.C. (Chelsea Football Club), juga dikenal sebagai The Blues atau sebelumnya sebagai The Pensioners (London F.C.), adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermain di Liga Utama Inggris dan bermarkas di kota London. Klub ini didirikan oleh H.A. Mears pada tahun 1905, dan memiliki stadion sendiri, Stamford Bridge yang dapat menampung sekitar 41.841 penonton, bertempat di Fulham, London.

Chelsea sudah menghabiskan banyak sejarah dalam dunia sepak bola Inggris, dan mengalami kesuksesan sebanyak dua periode, sepanjang tahun 1960-an dan awal 1970-an, kemudian pada akhir 1990-an hingga saat ini. Chelsea telah memenangi empat gelar Liga Utama Inggris (1954-55, 2004-05, 2005-06, 2009-2010), enam Piala FA (1970, 1997, 2000, 2007, 2009, 2010), empat Piala Liga (1965, 1998,2005, 2007), dan dua Piala Winners (1971, 1998).

Manajer pertama adalah John Roberson (1905-1906). Chelsea menjuarai Liga Utama Inggris (Premiership) pada tahun 1955 pada masa jabatan Ted Drake sebagai manajer.

Chelsea kembali menjadi juara Liga Utama Inggris 50 tahun kemudian, yaitu pada tahun 2005, pada masa jabatan manajer Jose Mourinho(2004 - 2007), yang saat itu mendapat dukungan penuh dari pemilik milyarder minyak berkebangsaan Rusia, Roman Abramovich.


Stamford Bridge
Pada tahun yang sama (2005), Chelsea juga menjuarai Piala Carling dengan mengalahkan Liverpool. Selanjutnya di tahun 2006, Chelsea kembali berhasil menjuarai Liga Utama Inggris. Dan pada tahun 2007, Chelsea juga kembali berhasil menjuarai Piala Carling setelah mengalahkan Arsenal 2-1 dan menjadi juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester United 1-0 lewat babak perpanjangan waktu.
Tapi karena beberapa penampilan yang buruk pada awal kompetisi 2007/2008 ditambah dengan ketidak sesuaian dengan sang pemilik, akhirnya Jose Mourinho mengundurkan diri dari jabatan manager, dan kemudian digantikan oleh Avram Grant mantan manajer tim nasional Israel.

Bulan Mei 2008, seharusnya akan menjadi puncak prestasi tertinggi bagi Chelsea dalam 103 tahun keberadaannya di dunia sepakbola Inggris. Mereka hampir merenggut gelar juara Liga Primer Inggris yang keempat dan juga hanya satu tendangan penalti lagi dari gelar juara Liga Champions yang pertama.

Sayangnya Manchester United dan keberuntungan yang tidak berpihak kepada The Blues dan para suporternya menjadi halangan utama.Walau demikian, di balik kekecewaan tersebut, para suporter setia Chelsea dapat melihat balik prestasi yang telah mereka capai hingga saat ini dan juga kualitas para pemain yang telah mengenakan seragam biru dan menjadikan Stamford Bridge basis mereka.
Piala Premiership
Tak dapat dipungkiri kalau masa lima tahun terakhir ini bisa dianggap sebagai puncak posisi yang dicapai Chelsea sejak dimiliki penuh oleh milyarder asal Rusia Roman Abramovich. Dukungan finansial dari Abramovich berhasil menghadirkan pelatih Jose Mourinho serta pemain yang tepat yang akhirnya berujung pada gelar juara Liga Primer selama dua tahun berturut-turut. Hal itu menjadikan The Blues mematahkan dominasi United dan Arsenal sejak dimulainya Liga Primer.

Walau akhirnya Mourinho tak lagi berada di Chelsea, fondasi mentalitas dan pemain inti yang ditinggalkannya menjadi tulang punggung pasukan yang kini ditangani oleh Luiz Felipe Scolari.Mari kini kita mengenal klub asal London ini lebih jauh lagi lewat sepuluh fakta menarik mengenai mereka.
Diawal masa kepelatihan Grant, banyak kalangan yang memandangnya sebelah mata. Meski demikian, Avram Grant mampu membawa Chelsea menjadi treble runner-up yaitu di ajang Piala Carling sebelum dikalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Disusul menjadi runner-up Liga Utama Inggris dibawah Manchester United dan menjadi runner-up di ajang Liga Champions setelah kalah adu penalti 6-5 dari Manchester United. Namun prestasi tersebut dianggap tidak cukup baik sehingga Grant terpaksa dipecat di akhir musim.

Pada akhir Januari 2009, Chelsea menggantikan Avram Grant dengan pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari. Namun, Scolari juga tidak mampu memberikan prestasi yang memuaskan bagi Roman Abramovich. Sehingga pada akhir April 2009 mengalami nasib yang sama dengan Grant. Posisi kosong manajer Chelsea kemudian diisi oleh pelatih Timnas Rusia saat itu, Guus Hiddink, sampai akhir musim 2008-2009. Pada akhir bulan Mei, sebelum meninggalkan Chelsea, Guus Hiddink memberikan kenangan manis dengan membawa gelar Piala FA kelima Chelsea.

Diawal kompetisi 2009-2010, Chelsea mengumumkan manajer baru yaitu Carlo Ancelotti, dengan masa kontrak selama 3 musim. Ancelotti langsung memberikan gelar dengan membawa Chelsea menjuarai Community Shield 2009 setelah mengalahkan Manchester United dalam adu penalti. Kemenangan dalam adu penalti tersebut merupakan pertama kalinya bagi Chelsea sejak 1998, saat Chelsea menghadapi Ipswich Town di Piala Liga.

Pada akhir musim 2009 - 2010, Chelsea berhasil menjuarai Liga Utama Inggris dan Piala FA, yang merupakan pencapaian pertama dalam sejarah Chelsea. Chelsea juga menjadi klub ketujuh yang berhasil mendapat rekor mengawinkan gelar tersebut. (Double winner).

Didier Drogba
Striker Chelsea, Didier Drogba berhasil mendapatkan Golden Boot (Pencetak Gol Terbanyak) dengan torehan 29 gol. Dalam pertandingan terakhir musim 2009 - 2010 tanggal 9 Mei 2010, Chelsea mempermalukan Wigan dengan skor telak 8 - 0 dengan Drogba mencetak 3 gol. Chelsea juga mencetak rekor menang mutlak 100% terhadap semua tim empat besar EPL (Manchester United, Liverpool, dan Arsenal).

Carlo Ancelotti dipecat Chelsea pada Mei 2011 setelah kekalahan 1-0 dari Everton di pertandingan terakhir musim 2010 - 2011.

Saat ini jabatan manajer diisi oleh mantan pelatih FC Porto, André Villas-Boas.


Profile Chelsea

Sepuluh Hal Yang Wajib Diketahui Tentang Chelsea

10. Sejarah Chelsea sebagai klub sepakbola dimulai sejak 14 Maret 1905 saat berlangsungnya pertemuan di sebuah pub bernama The Rising Sun (yang sekarang dinamakan pub The Butcher's Hook). Beberapa nama yang sempat menjadi calon bagi klub ini adalah Stamford Bridge FC, Kensington FC, dan London FC hingga akhirnya Chelsea FC menjadi pilihan tetap.

9. Chelsea bermarkas di stadion Stamford Bridge yang secara resmi dibuka pada 28 April 1877. Stadion tersebut dirancang oleh arsitek asal Skotlandia Archibald Leitch yang juga merancang banyak stadion sepakbola lain di Inggris seperti Old Trafford (Manchester United), Celtic Park (Glasgow Celtic), Anfield (Liverpool), dan White Hart Lane (Tottenham Hotspur). Tadinya kapasitas awal Stamford Bridge dapat menampung 100 ribu penonton dan akhirnya mengalami berbagai perubahan hingga kapasitas akhir bagi 42.055 penonton sekarang.

8. Maskot Chelsea adalah seekor singa yang diambil dari logo klub mereka dan dinamakan Stamford The Lion. Kostum sang singa ini sempat hilang dicuri oleh dua orang pria dari Stamford Bridge pada Juli 2005.

7. Para pemain Chelsea pada tahun 1972 merekam lagu berjudul Blue Is The Colour dalam rangka penampilan mereka di final Piala Liga tahun itu. Rekaman tersebut berhasil menduduki peringkat kelima di UK Singles Chart dan menjadi salah satu lagu sepakbola di Inggris yang paling terkenal dan juga telah diadaptasi oleh beberapa penyanyi dan klub sepakbola lain di Republik Ceko, Kanada, Finlandia, dan Jepang.

6. Era tahun 70an dan 80an menjadi masa buruk bagi Chelsea karena mereka mengalami kesulitan keuangan karena rencana untuk membangun kembali Stamford Bridge. Akibatnya pemain bintang dijual untuk mendapatkan dana dan mereka terdegradasi ke Divisi Dua. Masalah lainnya datang dari hooliganisme sebagian suporter. Hingga akhirnya Ken Bates membeli Chelsea hanya dengan harga £1.

5. Peter Osgood, salah satu legenda Chelsea yang mendapatkan julukan King of Stamford Bridge, wafat akibat serangan jantung pada 1 Maret 2006. Abu hasil kremasinya kemudian dikuburkan di bawah titik penalti yang menghadap tribun Shed End di stadion Stamford Bridge dalam sebuah upacara yang dihadiri lebih dari 2.500 fans, pemain, mantan pemain, manajer, dan direktur Chelsea. Gol pertama yang dicetak dari titik penalti tersebut sejak upacara itu, dieksekusi oleh Andriy Shevchenko saat pertandingan melawan Aston Villa yang berakhir 4-4.

4. Chelsea telah lama menjadi tim yang selalu bergaya dan banyak terdiri dari pemain internasional luar Inggris. Posisinya yang berada di London membuatnya banyak mempunyai suporter dari kalangan selebriti. Berikut adalah beberapa di antaranya. Damon Albarn (vokalis Blur dan Gorillaz), penyanyi Bryan Adams, pemain NBA Kevin Garnett & Paul Pierce, penata rambut Vidal Sassoon, bos balap Formula 1 Bernie Ecclestone, sutradara dan mantan suami Madonna Guy Ritchie, aktris Renee Zellweger, dan rocker Billy Idol.

3. Rekor paling banyak tampil bagi Chelsea hingga saat ini masih dipegang oleh mantan kapten mereka Ron "Chopper" Harris yang bermain sebanyak 795 kali. Sedangkan jumlah gol yang paling banyak dicetak dimiliki oleh Bobby Tambling yang menyarangkan 202 gol dari 370 kali main. Dari pemain yang bermain bagi The Blues sekarang, hanya Frank Lampard yang menjadi paling banyak dari sisi tampil (392 kali) dan gol (121 gol). Selain itu, Chelsea juga memegang rekor terpanjang bermain di kandang tanpa kalah sebanyak 86 pertandingan di Liga Primer.

2. Secara total ada 21 gelar juara yang telah dimenangkan Chelsea hingga saat ini. Untuk gelar domestik, The Blues telah mencatat tiga kali juara Liga Primer/Divisi Satu Inggris, dua gelar juara Divisi Dua, empat kali juara Piala FA, empat kali juara Piala Liga, tiga kali memenangkan Community Shield/Charity Shield, dan dua kali juara Piala Full Members. Sedangkan di Eropa, Chelsea telah dua kali juara Cup Winners' Cup, dan satu kali juara Piala Super Eropa.

1. Sebelum mendapatkan julukan The Blues hingga sekarang, Chelsea juga sempat dijuluki The Pensioners (Pensiunan). Hal itu disebabkan logo klub mereka yang pertama kali menggunakan gambar seorang pensiunan anggota British Army yang tinggal di dalam Royal Hospital Chelsea. Logo tersebut baru akhirnya diganti pada 1952 atas perintah Ted Drake manajer Chelsea saat itu.


Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Chelsea_F.C.

Sejarah Negara Republik Argentina

Bendera Argentina
Republik Argentina adalah sebuah negara Amerika Latin yang terletak di bagian selatan benua Amerika Selatan, posisinya berada di antara Pegunungan Andes di barat dan Samudra Atlantik di selatan. Lokasi ini membuat Argentina dikenal sebagai 'negara paling selatan di selatan' (bahasa Spanyol: "Sur del sur"). Argentina mempunyai kawasan yang luas dan merupakan negara terbesar kedelapan di dunia, sedangkan ibu kotanya Buenos Aires adalah salah satu metropolitan yang terpadat di dunia. Negara ini berbatasan dengan Paraguay dan Bolivia di sebelah utara, Brasil dan Uruguay di timur laut dan Chili di sebelah barat. Nama resminya untuk kepentingan legislatif ialah 'Negara Argentina' (Nacion Argentina).
Sejarah asal usul nama negara

Nama "Argentina" diambil dari istilah Latin argentum yang berarti 'perak'. Saat penjajah Spanyol mulai berlayar ke Río de la Plata kapal mereka karam, dan pemimpin ekspedisi Juan Díaz de Solís yang selamat diberi hadiah perak oleh para orang pribumi. Berita tentang legenda Sierra del Plata "gunung perak" sampai ke Spanyol sekitar tahun 1524. Orang Spanyol pun mulai menamakan sungai Solís, Río de la Plata ("Sungai Perak"). Nama Argentina sendiri pertama kali digunakan dalam buku Sejarah Penemuan, Populasi dan Penaklukan Río de la Plata (Historia del descubrimiento, población, y conquista del Río de la Plata) oleh Ruy Díaz de Guzmán's pada tahun 1612. dan menamakan daerah tersebut sebagai daerah Tierra Argentina (Tanah Perak).


Sejarah Argentina

Penjelajah Eropa yang pertama telah tiba di sini pada awal abad ke-16 (yang pertama untuk melihat dan menjelajah tanah air ini ialah seorang pelayar Spanyol bernama Juan Díaz de Solís pada 1516 tetapi terbunuh pada tahun yang sama). Ini diikuti dengan penjajahan Spanyol yang lain dan berakhir dengan penempatan mereka di Buenos Aires dalam tahun 1580. Selepas Revolusi Mei 1810 dan kemerdekaan dari Spanyol pada 1816, suatu konflik telah tercetus antara kelompok centralist dan federalist dan berlarut-larut hingga berdirinya lembaga baru pada 1853.

Pada awal abad ke-20 ekonomi Argentina merupakan salah satu yang termaju di dunia dan berada di urutan ke-10 negara paling kaya di dunia. Selepas berakhirnya Perang Dunia II, berlaku pula kebangkitan gerakan rakyat Perónisme satu gerakan yang didirikan oleh Juan Perón, tokoh terkemuka di Argentina dan di Amerika Selatan pada abad ke-20. Ia telah menyokong gerakan buruh di Argentina tetapi akhirnya telah mempolarisasikan negara itu. Pada tahun 1955, ia digulingkan oleh pihak militer. Sejak itu, pihak ini telah mengatur negara Argentina dan saling tukar-menukar dengan pemerintahan yang demokratis. 

Rezim militer yang paling zalim sekali telah memerintah Argentina antara tahun 1976 dan 1983. Regim tersebut kerap melanggar hak asasi manusia dan membunuh beribu-ribu orang yang dikenal sebagai “desaparecidos” (bahasa Spanyol untuk “mereka yang lenyap”)—dalam satu peristiwa yang dipanggil “dirty war” atau ‘perang kotor’. Pada awal tahun 1980-an, rakyat semakin bosan dengan pemerintahan karena masalah ekonomi yang semakin meruncing, korupsi merajalela dan kekalahan di tangan tentara Britania Raya dalam “Perang Falkland” (di Argentina dikenal sebagai Perang Malvinas yaitu nama Argentina untuk pulau tersebut) pada tahun 1982. Selepas pemerintahan militer jatuh pada 1983, pemerintahan Argentina telah berusaha untuk menjadi demokratis tetapi terpaksa berhadapan dengan masalah ekonomi yang parah.


Demografi

Argentina merupakan negara multi-kultural. Penduduknya terutama terdiri dari orang-orang keturunan Italia, Spanyol, Jerman dan Wales. Tetapi banyak pula orang Timur Tengah seperti dari Lebanon dan Suriah, yang jumlahnya sekitar 500.000 jiwa. Di Argentina didapati pula komunitas Yahudi terbesar di Amerika Selatan.

Sebagian besar penduduk beragama Katolik, tetapi banyak pula penganut agama Islam, Protestan dan Yahudi. Agama terakhir ini memiliki penganut sebanyak 300.000 jiwa. Penduduk asli, suku Indian berjumlah sekitar 700.000, dan biasanya ditemukan di daerah utara, barat laut dan selatan.


Pendidikan

Walaupun ekonomi negara ini agak mundur, penduduk Argentina mempunyai kemampuan baca-tulis yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan negara lain di Amerika Selatan. Selain itu, negara ini boleh berbangga sebab melahirkan tiga pemenang Nobel dalam bidang sains: Luis F. Leloir, Bernardo Houssay dan César Milstein. Pendidikan awal di Argentina bermula pada usia lima tahun di mana seorang itu akan belajar di tahap prasekolah. Selepas itu, pelajar akan melalui tiga tahap pendidikan wajib selama tiga tahun bagi setiap tahap.

Tahap pertama dan kedua yang dipanggil EGB1 dan EGB2 ialah di sekolah dasar pada usia 6 hingga 11 tahun. Kemudian tahap ketiga ialah di sekolah menengah rendah atau EGB3 (pada usia 11 hingga 14 tahun). Di Argentina, rakyatnya tidak wajib melalui pendidikan menengah tinggi. Oleh sebab faktor ekonomi, banyak rakyat Argentina terutama dari kelas bawahan tidak melanjutkan pelajaran mereka ke universitas. Namun, pada tahun 1930-an, negara ini terkenal dengan sistem pendidikannya yang maju. Kini, di ibu kotanya saja terdapat lebih kurang 50 buah perguruan tinggi. Pada 1996, dalam usaha dalam usaha merapatkan jurang perbedaan antara golongan kaya dengan miskin, pemerintah Argentina telah memulai program dipanggil “Programa Nacional de Becas Estudiantiles” (PNBE), yang memberi subsidi kepada pelajar-pelajar miskin yang ingin meneruskan pelajaran ke sekolah menengah.

Budaya

Argentina merupakan sebuah negara yang unik karena merupakan salah satu negara di Amerika Latin di mana orang Eropa diterima dan tidak merasa terpinggirkan. Ini terjadi karena pengaruh budaya Spanyol dan Italia yang kuat. Spanyol adalah bahasa resminya tetapi bahasa lain juga dituturkan di sini termasuk Jerman, Inggris, Italia dan Perancis. Anggota perdagangan di sini menggunakan bahasa Inggris dengan meluas.

Walaupun, pengaruh Eropa telah menyatu dengan kesenian, penulisan serta gaya hidup rakyat Argentina, negara ini masih dapat melestarikan identitasnya yang tersendiri. Ini jelas kelihatan dari tulisan karyawan Argentina yang tersohor seperti Jorge Luis Borges dan Manuel Puig, dan pemain bola sepaknya yang artistik seperti Diego Maradona.

Dari segi makanan, daging lembu merupakan makanan yang utama dan terdapat dalam hampir semua jenis makanan. Teh pula ialah minuman yang popular dan salah satu budaya Argentina ialah pemberian teh mate, sebagai tanda penerimaan seseorang.

Argentina juga cukup terkenal dengan tarian ‘tango’nya, terutamanya di kota-kota seperti Buenos Aires. Tarian hot ini amat terkenal di seluruh dunia. Spanyol merupakan bahasa resmi negara tetapi kaum pendatang masih menggunakan bahasa mereka masing-masing. Di samping itu terdapat 17 bahasa orang asli yang utama, termasuk Quechua, Mapuche, Guaraní, Tobas dan Matacos.


Wisata

Beberapa lokasi wisata yang terkenal di Buenos Aires antara lain :

Florida Street

Florida Street
(Dalam bahasa Spanyolnya: Calle Florida), adalah jalan rapi untuk pejalan kaki yang berada di Pusat Kota Buenos Aires, di Argentina. Jalan ini telah ada sejak tahun 1913.

Jalan ini menjadi terkenal sebagai tempat kunjungan wajib jika anda ke kotanya Evita Peron ini. Sebagian besar pembaca mungkin pernah mendengar lagu Madonna ‘Don’t Cry For Me Argentina”, merupakan lagu latar dari film Eva Peron, The True Story.

Jalan yang berlantaikan keramik-keramik kecil kurang lebih 5x5 sentimeter ini, terlihat sangat rapi. Drainase atau saluran pembuangan air dari besi berlubang berada di tengah-tengah.

Pertokoan disepanjang jalan Florida ini berjejer, terlihat para pelayan toko dengan berbagai cara untuk menarik ribuan turis dan pejalan kaki yang melewati depan toko mereka. Dengan brosur dengan menggelar contoh barang dan lain-lain. Jalan yang selebar kurang lebih lima belas meter ini sangat ramai dengan pengunjung dari kedua arah. Tempat ini bisa dijangkau dengan mudah baik dari terminal pelabuhan atau dari pusat kota.


Casa Rosada

Casa Rosada
Casa Rosada atau Pink House adalah sebutan untuk Istana Presiden Argentina. Gedung ini telah menjadi kantor kepresidenan Sejak berdirinya negara Argentina pada tahun 1810, pada tahun 1873, Presiden Sarmiento memutuskan gedung ini di cat warna merah muda sebagai simbol persatuan dua kubu politik yang pernah bertikai di Argentina, yaitu warna merah untuk kubu federal dan warna putih untuk kubu Unionist.


San Telmo

San Telmo
Kawasan obyek wisata dengan gedung-gedung antik yang juga merupakan pusat perdagangan barang-barang antik souvenir kerajinan tangan khas Argentina.








Avenida Corientes

Avenida Corientes
Avenida Corientes merupakan salah satu jalan utama di kota Buenos Aires yang terdiri dari 69 blok. Sepanjang jalan ini beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi antara lain Obelisco atau tugu utaman kota Buenos Aires (terletak di persimpangan Avenida 9 de julio), pusat perbelanjaan barang murah Once dan shopping Mall Abasto dan deretan toko buku (rata-rata 3 toko setiap bloknya). Avenida Corientes juga dikenal sebagai Broadway-nya Buenos Aires dengan deretan teater, termasuk beberapa tempat pertunjukan khusus Tango.


La Boca

La Boca
Daerah Obyek wisata, pelabuhan tua dan antik yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai pelabuhan. La boca merupakan salah satu pusat asal Tango. Daya tarik La Boca terletak pada rumah-rumah penduduk yang berwarna-warni,”el Caminito” (tempat pejalan kaki dimana dijual hasil-hasil kerajinan dan souvenir khas Argentina, lukisan-lukisan dan pertunjukan tarian tango) dan Stadiun salah satu club sepak bola terbaik di Amerika Latin, Boca Junior.


Museo Nacional de Bellas Artes

de Bellas Artes
Museum seni yang berdiri sejak tahun 1896 ini memiliki 32 ruangan pameran. Koleksi tetap Museum ini antara lain adalah lukisan-lukisan karya Goya, Rendir, Van Gogh dan Rodin. Museum ini juga memiliki perpustakaan yang terbuka untuk umum, tepatnya di jalan Libertador Y Recoleta.



Tigre

Tigre
Kota obyek wisata yang terletak kurang lebih 45 menit dari pusat kota Buenos Aires. Obyek wisata yang dapat dinikmati di Tigre adalah pemandangan sungai dengan deltanya yang dijelajahi dengan perahu Catamarán. Di kota ini juga terdapat Parque de la Costa (Amusing Park) dan juga ada pasar kerajinan tangan dan buah-buahan.





Referensi;

Sejarah Kota Samarinda

Kota Samarinda


Pada saat pecah perang Gowa, pasukan Belanda di bawah Laksamana Speelman memimpin angkatan laut menyerang Makasar dari laut, sedangkan Arupalaka yang membantu Belanda menyerang dari daratan. Akhirnya Kerajaan Gowa dapat dikalahkan dan Sultan Hasanudin terpaksa menandatangani perjanjian yang dikenal dengan " PERJANJIAN BONGAJA" pada tanggal 18 Nopember 1667.

Sebagian orang-orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi perjanjian Bongaja tersebut, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya diantaranya ada yang hijrah ke daerah kerajaan Kutai, yaitu rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama). Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajan Gowa itu diterima dengan baik oleh Sultan Kutai.

Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan tersebut diberikan lokasi sekitar kampung melantai, suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan. Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.

Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).

Dengan rumah rakit yang berada di atas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lainnya, melambangkan tidak ada perbedaan derajat apakah bangsawan atau tidak, semua "sama" derajatnya dengan lokasi yang berada di sekitar muara sungai yang berulak, dan di kiri kanan sungai daratan atau "rendah". Diperkirakan dari istilah inilah lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan SAMARENDA atau lama-kelamaan ejaan "SAMARINDA".

Orang-orang Bugis Wajo ini bermukim di Samarinda pada permulaan tahun 1668 atau tepatnya pada bulan Januari 1668 yang dijadikan patokan untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda. Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 H" penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke 320 pada tanggal 21 Januari 1980.


Maskot Kota Samarinda

Pesut Mahakam
Pesut Mahakam adalah maskot kota Samarinda. Namun saat ini Pesut Mahakam tidak terlihat lagi di sepanjang sungai Mahakam kota Samarinda. Pesut Mahakam terdesak oleh kemajuan kota dan pindah ke hulu sungai. Populasi Pesut Mahakam semakin menurun dari tahun ke tahun. Bahkan menurut sebuah penelitian, Pesut Mahakam sekarang tinggal 50 ekor. Jika tidak dilakukan antisipasi dan pelestarian, maka dalam waktu beberapa tahun saja Pesut Mahakam akan punah, menyusul pesut dari Sungai Irrawaddy dan Sungai Mekongyang sudah terlebih dahulu punah dan Pesut Mahakam adalah pesut air tawar terakhir yang hidup di planet bumi.


Lambang Kota Samarinda

Perisai
Menggambarkan masyarakat Samarinda mampu mempertahankan diri dari segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari dalam maupun dari luar.

Warna Dasar Hijau Tua
Lambang kesuburan dan kemakmuran kota Samarinda.

Tulisan Kota Samarinda Berwarna Hitam
Cermin Kewibawaan dan Keadilan sesuai dengan harapan masyarakat.

Dua Ekor Pesut
Koordinasi dan kerjasama yang dinamis antara eksekutif dan legislatif dalam melaksanakan pembangunan.

Bintang Bersudut Lima
Keagungan, kebesaran, religius dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jaring Samarinda
Watak dan keperibadian masyarakat Samarinda yang berani dalam membela kebenaran, keadilan, keuletan dan kegigihan.

Butir Padi Sebanyak Dua Puluh Satu
Kemakmuran pangan dan tanggal Hari Jadi Kota Samarinda 21 Januari 1968.

Tujuh Buah Kapas Yang Mekar Putih
Melambangkan tujuh fungsi dan peranan.

Perahu Dengan Warna Kuning
Generasi mendatang menuju masyarakat adil dan makmur.

Jembatan Mahakam
Mempererat Kesatuan dan Persatuan Bangsa.

Tiga Buah Arus Sungai Mahakam
Suasana Kota Samarinda tentram, tertib dan aman.

Papan Bertulis "TEPIAN"
Pusat Industri Kayu dengan semboyan Kota yang Teduh, Rapi, Aman dan Nyaman.


Tempat wisata

* Kawasan Wisata Budaya Pampang

Wisata Pampang
Kawasan Pampang yang terletak sekitar 20 km dari kota Samarinda merupakan kawasan wisata budaya yang menarik untuk menyaksikan kehidupan suku Dayak Kenyah. Obyek wisata budaya ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan raya Samarinda-Bontang. Daya tarik yang dapat disaksikan adalah Lamin atau rumah adat suku Dayak serta tarian dan upacara adat Dayak Kenyah yang diselenggarakan setiap hari Minggu pukul 14.00 wita.
* Air Terjun Tanah Merah

Air Terjun
Terletak sekitar 14 km dari pusat kota Samarinda tepatnya di dusun Purwosari kecamatan Samarinda Utara. Tempat ini merupakan pilihan tepat bagi wisata keluarga karena dilengkapi pendopo istirahat, tempat berteduh dengan pohon peneduh di sekitar lokasi, warung, areal parkir kendaraan yang luas, pentas terbuka dan tempat pemandian. untuk mencapai obyek wisata tersebut, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat serta angkutan umum trayek Pasar Segiri - Sungai Siring. Untuk saat ini tempat wisata ini kurang mendapat perhatian akibatnya mutu pelayanan jadi berkurang sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk mengembangkan tempat ini.

* Penangkaran Buaya Makroman

Penangkaran Buaya
Terletak di desa pulau atas, kecamatan palaran dengan jarak kurang lebih 6 km dari samarinda. Jenis buaya yang dipelihara yaitu buaya air tawar dan buaya supit. Tempat pengembangbiakan buaya ini telah di lengkapi sarana dan prasarana wisata.






* Kebun Raya Samarinda

Kebun Raya
Terletak di sebelah utara kota Samarinda yang berjarak 20 km atau 30 menit perjalanan darat. Di Kebun Raya Samarinda terdapat atraksi danau alam, kebun binatang, panggung hiburan. 






* Kerajinan Tenun Ikat Sarung Samarinda

Kerajinan tenun
Terletak di jalan Bung Tomo Samarinda Seberang. Obyek wisata ini merupakan proses pembuatan sarung tradisional Samarinda, yang berjarak 8 km dari pusat kota Samarinda. Obyek tersebut telah dilengkapi sarana dan prasarana wisata. Kerajinan tenun sarung ini pada mulanya dibawa oleh pendatang suku bugis dari sulawesi yang berdiam di sisi kiri mahakam (sekarang menjadi Samarinda Seberang). Hampir disetiap perkampungan suku bugis (kelurahan masjid baka) dapat ditemukan pengrajin sarung Samarinda. Alat tenun yang digunakan para pengrajin adalah alat tradisional disebut "Gedokan" atau menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Produk yang dihasilkan untuk 1 (satu) buah sarung memakan waktu tiga minggu.

* Taman Rekreasi Lembah Hijau

Lembah Hijau
Obyek wisata Lembah Hijau merupakan obyek wisata alam, terletak di jalur jalan Samarinda-Bontang 15,5 km dari Samarinda dengan kendaraan mobil/motor. Atraksi yang terdapat obyek yang berseblahan dengan pagar alam ini adalah tampilan atraksi yaitu replika hutan yang terdiri dari jenis kayu hutan Kalimantan serta tanaman rotan terdapat di lokasi wisata ini. Fasilitas yang tersedia adalah : cafetaria, pendopo pertemuan dan kolam pancing, camping ground.
* Hutan Raya Unmul

Hutan Unmul
Terletak 3 km dari terminal Lempake dilengkapi fasilitas olah raga, perahu wisata, mini zoo. Bagi wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata alam Hutan Raya Unmul dapat menggunakan kendaraan roda. Disana sudah tersedia petugas dan pusat informasinya.




* Citra Niaga

Citra Niaga
Citra Niaga merupakan kawasan pusat perdagangan yang dirancang untuk menyediakan tempat usaha bagi pedagang kecil (60%) serta pedagang besar dan menengah (40%). Karena konsep pembangunan dan arsitekturnya yang estetis, Citra Niaga memperoleh penghargaan internasional Aga Khan Award pada tahun 1987. Sebagai kota jasa dan perdagangan, di Samarinda terdapat 5 buah pusat perbelanjaan yang selalu ramai dikunjungi setiap harinya yakni Mal Lembuswana, Mal Mesra Indah, Samarinda Central Plaza (SCP), Mal Plaza Mulya dan Mal Samarinda Square.


Sumber : http://www.samarinda.go.id/tempat-wisata-di-samarinda