Hal-hal Unik Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.

1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah-tengah bulan puasa Ramadhan.

"Pating greges", keluh Bung Karno setelah dibangunkan Dr. Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. "Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai.

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana

Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!

3. Bendera dari Seprai

Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar "orang Indonesia asli". Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. "Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993).

5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara

Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film

Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Perilocoso" (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film - dalam bahasa Inggris; "The Year of Living Dangerously". Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!

7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni

Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.

9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon

Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi

Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot". Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.

Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya."You are a liar !" ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.

11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan di Indonesia Saja

Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960. Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar merp karya asli WR Supratman, ataukah 'terinspirasi' oleh lagu Perancis, "Les Marseilles", yg memiliki nada2 yg sangat mirip.

12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarnp-Hatta

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

13. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan

Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

14. Indonesia Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator

Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.

15. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

Lokawisata Baturraden


Lokawisata Baturraden terbentang di sebelah selatan kaki Gunung Slamet pada ketinggian sekitar 640 m di atas permukaan laut. Baturraden terletak hanya 14 km dari Kota Purwokerto yang dihubungkan dengan jalan yang memadai. Di tempat wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan indah & udara pegunungan yang segar dengan suhu 18' Celcius - 25' Celcius. Sedangkan Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 m, merupakan gunung berapi terbesar dan gunung tertinggi ke-2 di Jawa. Jika cuacanya bagus, Kota Purwokerto dapat terlihat dari Baturraden, begitu juga dengan Cilacap dan Nusa Kambangan. Ketika kita melihat gunung Slamet, kita dapat melihat lereng gunung Slamet yang ditutupi oleh hutan Heterogen.
Adapun Wahana Rekreasi yang tersedia di Lokawisata Baturraden diantaranya:

  1. Kebun Raya dan TamanBotani
  2. Air terjun
  3. Atraksi Air Terjun
  4. Gumawang
  5. Pemandian air  panas
  6. Kolam renang
  7. Arena mainan anak
  8. Flying Fox
  9. Kereta listrik
  10. Mogen (mobil genjot)
  11. Sepeda Air
  12. Komedi Putar
  13. Teater Alam
  14. Menaran Pandang
  15. Dain lainnya.

Secara keseluruhan, kawasan wisata Baturraden memang sesuai sebagai sarana rekreasi keluarga, perusahaan ataupun perorangan. Selain itu di Baturraden para pengunjung juga dapat melakukan terapi penyakit melalui air panas.Selain wahana rekreasi di Baturraden juga terdapat beberapa air terjun, dimana air yang mengalir cukup deras diantara bebatuan cadas sungai yang membelah kawasan ini. Salah satunya merupakan tempat favorit bagai pengunjung karena berada dilokasi terbuka dengan genangan/tampungan air yang tidak begitu dalam dan sangat sesuai untuk bermain air.
Jalan menuju kelokasi wisata ini dari kota purwokerto dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan. Jadi bila berkunjung/melewati Purwokerto - Banyumas, tidak ada salahnya untuk singgah sejenak minikmati segala sajian di Bumi Wisata Baturraden.

Wana wisata Baturaden

Wana wisata Baturaden terletak 2 km dari lokawisata Baturaden. Di tempat ini dapat dinikmati keindahan alam hutan dilengkapi dengan tempat perkemahan yang dapat menampung 1000 tenda.  Ditempat ini juga terdapat cagar alam dan pembibitan tanaman produksi seperti cemara, pinus, dan sebagainya. Wana Wisata Baturaden dilengkapi dengan wiswa yang berkapasitas 11 kamar tidur.
Bila pengunjung  ingin lebih menghayati lingkungan alam di sana, pengunjung dapat  melakukan Perkemahan dengan lebih merasakan lingkungannya yang indah. Camping Grounds Baturaden juga telah dilengkapi dengan peralatan perkemahan yang dapat disewa oleh pengunjung.
Apabila ingin berolah raga juga telah tersedia lapangan tenis dan jalan-jalan setapak yang siap mengarahkan pengunjung melakukan olahraga lintas alam sambil mengamati keindahan hutan damar (Agathis sp) yang tertata rapi. Disamping itu  para wisatawan dapat mengetahui dan memperdalam pengatahuannya tentang pengelolaan hutan damar secara lestari, Batur Raden merupakan tempat yang tepat dan lengkap mulai dari persemaian, penanaman, tanaman berbagai kelas umur, sadapan dan tebangan.
Bumi perkemahan  Baturaden luasnya sekitar 30 hektare, dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Seperti, sarana air bersih, gedung pertemuan Kerti Wana yang mampu menampung 500 orang. Selain untuk perkemahan, bumi perkemahan ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan outbond dan outing oleh instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan dan mahasiswa. Termasuk juga mahasiswa Fakultas Peternakan Unsoed Purwokerto untuk pelatihan kepemimpinan.
Wana wisata Baturaden yang luasnya 69,3 hektare juga dilengkapi dengan tiga jalur jungle tracking dengan jarak tempuh yang berbeda. Yaitu, jalur Rasamala hanya 2 km, jalur Damar sekitar 3 km dan jalur Palawi menempuh jarak 6 km."Jalur ini dimaksudkan agar para pencinta alam dan masyarakat umum dapat menikmati keindahan alam. Apalagi lokasinya sangat cocok untuk kegiatan family gathering. Baturraden jungle tracking ini dibuat dengan konsep back to nature.
Setiap pengunjung dengan jumlah paling sedikit 15 orang akan dipandu petugas wana wisata mengelilingi hutan. Di antaranya, untuk melihat flora dan fauna dengan menyusuri semak belukar, sungai kecil, aroma pohon damar dan pinus.
"Jika beruntung mungkin akan dapat menjumpai satwa elang Jawa, lutung atau monyet yang kini sudah tergolong langka dan dilindungi." Di tengah perjalanan melintasi hutan itu, pengunjung akan disuguhi sajian makanan dan minuman ringan khas pedesaan, dengan sarana yang terbuat dari bahan alami dari tempurung kelapa.

Desa Wisata Ketenger - Batu Raden


Baturaden memiliki desa wisata yang berfungsi sebagai penyangga utama obyek wisata Baturaden. Dengan potensi alamnya yang benar-benar diandalkan sebagai potensi wisata, seperti Curug Gede, Curug Kembar, Curug Kabayan. Di samping itu masih ada Rumah Putih, Jalan Kereta Tebu (Jawa: LORI); dan Wisata Pendidikan.

Dengan kesejukan alamnya dan pengairan yang baik, dua hal ini yang oleh masyarakat Desa Wisata Ketenger dimanfaatkan untuk menanam bunga potong dan kolam pancingan, sehingga itu semua bisa menambah daya tarik bagi wisatawan.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Ketenger dapat menikmati indahnya suasana malam hari dengan hiburan kesenian seperti Calung, Ebeg, Band/Orkes Melayu ataupun Genjring. Masyarakat di Desa Wisata Ketenger menyediakan Home Stay sebanyak 41 rumah dengan kamar tidur sejumlah 74, dengan fasilitas cukup memadai. Bagi wisatawan mancanegara tidak perlu repot karena tenaga guide berbahasa Inggris telah siap, sekaligus tersedia berbagai cinderamata khas setempat.
 Masyarakat di Desa Wisata Ketenger telah mampu membuat kerajinan tangan berupa tas tangan dari mute, meja-kursi atau patung dari akar pohon dan makanan khas Banyumas. Itulah potensi yang terkandung di desa Wisata Ketenger Kecamatan Baturraden, yang masih terus diupayakan peningkatannya demi kepuasan wisatawan.

Obyek Wisata Pancuran Pitu, Baturaden

wisata pancuran pitu
Pancuran pitu (Jawa, pitu = tujuh) adalah merupakan objek wisata air panas yang bersumber dari tujuh mata air. Lokasinya terletak kurang lebih 2,5 km dari gerbang objek wisata Baturaden. Berbeda dengan pancuran telu (Jawa, telu = tiga) yang terletak didalam kawasan baturaden.

Tidak sulit menemukan sumber air panas pancuran pitu tersebut, karena lokasinya dapat ditempuh melalui dua bentuk perjalanan. yaitu dengan berjalan kaki atau dengan akses kendaraan umum ataupun pribadi.

Untuk perjalanan kaki pengunjung dapat melalui loka wisata Baturraden yang didalamnya terdapat dua jalur alternatif. Untuk jalur utama pengunjung dapat langsung menuju pancuran pitu dengan menyusuri jalan setapak dengan mengikuti petunjuk jalan yang telah disediakan oleh pengelola wisata Baturraden, dan yang kedua pengujung dapat sampai ke pancuran pitu dengan terlebih dahulu memasuki area pemandian air panas pancuran telu. Dari pancuran telu ataupun mengikuti jalur utama, keduanya memiliki tantangan seru yaitu perjalanan dengan menjelajahi hutan dengan suguhan keragaman hayati dengan vegetasi yang sangat terjaga dengan baik.

Pancuran pitu sendiri memang berupa aliran air panas yang memancar dari celah-celah bebatuan dengan ketinggian ± 1 meter. Air yang mengalir nampak mengeluarkan uap panas dan bebatuan yang dilewatinya berubah menjadi berwarna merah kecoklatan.

Menelusuri kearah mana air panas tersebut mengalir, para pengunjung akan menemukan pemandangan yang belum pernah dilihat ditempat manapun sebelumnya. Sebuah tebing berwarna coklat muda diselingi warna hijau tampak mengepulkan asap. Seluruh bagian tebing tersebut dialiri air panas yang mengalir secara perlahan kebagian bawah tebing, sehingga tampak seperti batu ber-uap. Kombinasi warna yang menarik dan sangat indah sekali untuk dinikmati, suatu hal yang membuktikan bahwa warna natural memang selalu serasi dan "enak" dilihat mata.

Sebuah tangga disebelah kanan tebing batu ini, memungkinkan pengunjung untuk turun, menikmati pemandangan indah dari sisi bawah tebing. Dan perlu anda tahu, tidak semua air yang mengalir di bebatuan ini adalah air panas, terbukti dari air yang mengalir dekat anak tangga adalah air dengan suhu yang lebih dingin. Akibatnya sesampai di bagian bawah campuran keduanya menjadikan suhu air lebih dingin dibandingkan bagian atasnya.

Dan beranjak dari pancuran 7 menelusuri jalan setapak wisatawan dapat menikmati kesegaran air hangat dan dingin di Goa Selirang yaitu goa dengan bebatuan warna keemasan yang terbentuk secara alami dan Goa ini merupakan rangkaian wisata dari pancuran 7.

Berwisata ke Pancuran Telu, Baturaden

wisata pancuran telu
Pancuran Telu adalah tempat Pemandian air panas terbuka yang terletak di wana wisata Baturaden. Sebutan pancuran telu karena adanya tiga buah mata air panas yang berupa pancuran sehingga dikenal dengan sebutan pancuran telu (jawa, telu=tiga). Untuk mencapai pemandian pancuran telu ini, dilakukan rjalan terlebih dulu kebagian dalam atau sisi lain dari bukit/lembah yang ada pada lokasi ini.


Keunikan Pancuran Telu 

Air Pancuran Telu dipercaya mengandung berbagai mineral yang bisa menyembuhkan beragam penyakit kulit dan rematik, jadi jangan heran jika Anda bertemu dengan orang-orang setengah baya berkumpul untuk mandi di sana. Bebatuan di Pancuran Telu yang berwarna coklat kemerah-merahan menunjukkan air yang mengalir kaya akan unsur belerang.

Meskipun belerang bagus untuk kulit, sebuah papan peringatan disalah satu sudut lokasi memperingatkan para pengunjung agar tidak berendam lebih dari 15 menit karena bisa membuat kulit kemerahan dan mengelupas. Bila Anda sudah selesai berendam air panas, bisa beralih mandi dibawah pancuran air dingin yang juga tidak jauh dari lokasi perendaman.

Didalam Pancuran Telu ini ada yang namanya “Petilasan Mbah Tapa Angin”, penduduk setempat percaya Mbah Tapa Angin adalah orang pertama yang menemukan kawasan ini. Petilasan Mbah Tapa Angin sebenarnya hanya sebuah ceruk kecil mirip gua dengan keramik putih yang melapisi bagian dalamnya. Bila Anda ingin masuk ke dalamnya, siap-siap mencium bau dupa dan sesaji yang menyengat karena tempat ini juga dikenal sebagai persemedian bagi pertapa.

Meskipun pemandangannya indah, Pancuran Telu memiliki sebuah mitos yang diyakini masyarakat setempat. Mitosnya, bila pasangan kekasih pergi ke tempat ini, maka mereka akan putus hubungan. Percaya atau tidak, itu terserah Anda. Namun bila Anda pergi ke Purwokerto, sempatkanlah pergi ke bumi wisata Baturaden dan mandi belerang di Pancuran Telu.

Asal Usul Obyek Wisata Baturaden

obyek wisata baturaden
Baturaden adalah Kawasan dengan ketinggian sekitar 640 meter di atas permukaan laut (dpl) dan berjarak sekitar 14 kilometer arah utara Purwokerto, Jawa Tengah, terkenal memiliki pemandangan alam yang indah.

Suhu udara di Baturaden yang berkisar 18--25 derajat Celsius itu menawarkan berbagai panorama alam dan atraksi kesenian tradisional Kabupaten Banyumas.

Selain itu, terdapat kafe-kafe yang menyajikan live music maupun karaoke buat pengunjung yang ingin hiburan atau menyalurkan bakat tarik suaranya. Biasanya kafe ini mulai beroperasi sore hingga malam hari sebagai sarana hiburan pengunjung yang menginap di kawasan Baturaden. Sama halnya dengan kawasan puncak, di Baturaden ini terdapat vila-vila yang disewakan bagi pengunjung atau wisatawan.

Wisatawan pun dapat dengan mudah menjangkau kawasan wisata itu lantaran akses jalan utama dari Purwokerto menuju Baturaden dalam kondisi baik sehingga memberi kenyamanan dalam berkendaraan.

Wisatawan dapat juga menggunakan jalan alternatif untuk menuju Baturaden dengan melalui Desa Wisata Ketenger, sembari menikmati suasana pedesaan yang tenang meski jarak tempuhnya sedikit lebih jauh dibanding dengan jalur utama.

Untuk menikmat panorama Baturaden, wisatawan dapat memilih kunjungan ke lokawisata, wanawisata, atau keduanya lantaran di kawasan ini terdapat dua objek wisata yang dikelola dua instansi berbeda.

"Di kawasan wisata Baturaden terdapat dua objek kunjungan, yakni lokawisata yang dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan wanawisata milik PT Palawi," kata Kepala Bidang Objek dan Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kabupaten Banyumas Darwis Tjahjono.


Asal usul Baturaden

Keberadaan Baturaden tidak lepas dengan dua cerita yang telah melegenda secara turun-temurun tentang asal-usul tempat tersebut yakni Kadipaten Kutaliman dan Patilasan Syekh Maulana Maghribi.

Dalam versi pertama disebutkan tentang kisah cinta seorang pembantu dengan putri seorang Adipati dari Kadipaten Kutaliman yang berada di sebelah barat Baturaden.

Kisah cinta mereka tidak direstui sang adipati dan diusir dari kadipaten. Pada akhir pengembaraannya, mereka menemukan sebuah tempat yang asri dan diputuskan untuk menetap di sana.

Berdasar pada kisah tersebut, tempat itu dikenal dengan nama "Baturaden" yang berasal dari kata "batur" (pembantu) dan "raden" (majikan).

Sementara itu, dalam versi lain menyebutkan pada saat Syekh Maulana Maghribi (ulama dari Turki) melakukan perjalanan menyebarkan agama Islam dan menetap di Banjarcahyana, dia menderita penyakit kulit yang sulit disembuhkan.

Dia pun menjalankan salat tahajud dan mendapatkan ilham agar pergi ke Gunung Gora. Dengan ditemani sahabatnya, Haji Datuk, dia berangkat ke gunung itu.

Sesampainya di lereng gunung itu, Syekh Maulana Maghribi meminta Haji Datuk meninggalkannya. Di tempat itu, dia menemukan sumber air panas dengan tujuh pancuran sehingga disebutnya sebagai Pancuran Pitu.

Selama berada di sana, Syekh Maulana Maghribi selalu menggunakan air tersebut untuk mandi hingga akhirnya penyakit kulit yang diderita hilang.

Warga di sekitar Pancuran Pitu menyebut Syekh Maulana Maghribi dengan sebutan Mbah Tapa Angin atau Mbah Atas Angin lantaran berasal dari negeri yang sangat jauh.

Hingga kini, tempat yang pernah ditempati Syekh Maulana Maghribi dikenal dengan Patilasan Mbah Tapa Angin dan selalu dikunjungi orang-orang dari wilayah Pekalongan, Banjarnegara, dan Purbalingga setiap malam Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon.

Sementara itu, tempat teman Syekh Maulana Maghribi menunggu dikenal dengan nama Baturaden yang berasal dari nama Haji Datuk Rusuhudi yang artinya pembantu setia. Selain itu, nama Gunung Gora pun diganti dengan Gunung Slamet yang berarti selamat.