Wisata Candi di Yogyakarta Yang Wajib Di Kunjungi

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.


Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.

Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.

Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya.


2. Candi Ijo

Candi Ijo
Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam.

Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Ada pula arca yang menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki yang melayang dan mengarah pada sisi tertentu. Berbeda dengan arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tidak mengarah pada erotisme.

Menuju bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat seperti bak tempat api pengorbanan (homa). Salah satu karya yang menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terletak di bangunan candi pada teras ke-9. Mengunjungi candi ini, anda bisa menjumpai pemandangan indah yang tak akan bisa dijumpai di candi lain.


3. Candi Sambisari

Candi Sambisari
Tak ada perasaan aneh yang menghinggapi Karyowinangun pada sebuah pagi di tahun 1966. Cangkul yang diayunkan ke tanah membentur sebuah batu besar yang setelah dilihat memiliki pahatan pada permukaannya. Batu berpahat yang ditemukan itu diduga merupakan bagian dari candi yang mungkin terkubur di bawah areal sawah. Dan benar, batu-batu itu memang merupakan komponen sebuah candi.

Selang 21 tahun sesudahnya, keindahan candi akhirnya bisa dinikmati. Kompleks candi terdiri dari 1 buah candi induk dan 3 buah candi pendamping. Terdapat 2 pagar yang mengelilingi kompleks candi, satu pagar telah dipugar sempurna, sementara satu pagar lainnya hanya ditampakkan sedikit di sebelah timur candi. 

Bangunan candi induk cukup unik karena tidak mempunyai alas seperti candi di Jawa lainnya. Beragam hiasan yang umumnya berupa simbar baru dijumpai pada bagian tubuh hingga puncak candi bagian luar. Figur makara di Sambisari dan merupakan evolusi dari bentuk makara di India yang bisa berupa perpaduan gajah dengan ikan atau buaya dengan ekor yang membengkok.
Mengelilinginya, anda akan menjumpai 3 relung yang masing-masing berisi sebuah arca. Di sisi selatan, terdapat arca Agastya dengan aksamala (tasbih) yang dikalungkan di lehernya.

Lingga dan yoni di bilik candi induk ini juga dipakai untuk membuat air suci. Keluar dari candi induk dan menuju ke barat, anda bisa melihat ketiga candi perwara (pendamping) yang menghadap ke arah berlawanan. Beberapa foto yang menggambarkan lingkungan sawah Karyowinangun sebelum digali dan kondisi awal candi ketika ditemukan bisa ditemui. 


4. Candi Tara

Candi Tara
Padahal, ada banyak candi bercorak Budha yang terdapat di Yogyakarta, salah satu yang berkaitan erat dengan Borobudur adalah Candi Tara. Candi yang terletak di Kalibening, Kalasan ini dibangun oleh konseptor yang sama dengan Borobudur, yaitu Rakai Panangkaran. Karena letaknya di daerah Kalasan, maka candi ini lebih dikenal dengan nama Candi Kalasan.

Selesai dibangun pada tahun 778 M, Candi Tara menjadi candi Budha tertua di Yogyakarta. Bangunan candi secara vertikal terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Bagian kaki candi adalah sebuah bangunan yang berdiri di alas batu berbentuk bujur sangkar dan sebuah batu lebar. Sementara, di sekeliling kaki candi terdapat hiasan sulur-suluran yang keluar dari sebuah pot.

Tubuh candi memiliki penampilan yang menjorok keluar di sisi tengahnya. Di bagian permukaan luar tubuh candi terdapat relung yang dihiasi sosok dewa yang memegang bunga teratai dengan posisi berdiri. Bagian puncak candi berupa bujur sangkar yang melambangkan Kemuncak Semeru dengan hiasan stupa-stupa. Terbukti, Panangkaran yang beragama Hindu membangun Candi Tara atas usulan para pendeta Budha dan dipersembahkan bagi Pancapana yang juga beragama Budha.


5. Candi Kedulan - Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia

Candi Kedulan
Candi Kedulan adalah sebuah candi bercorak Hindu yang terdapat di Dusun Kedulan, kurang lebih 3 kilometer dari Candi Kalasan. Kesenangan yang berbeda akan didapatkan bila mengunjungi candi ini, sebab anda bisa menikmati proses rekonstruksi candi yang sangatlah rumit.

Lokasi penggalian Candi Kedulan berisi batu-batu candi yang tersebar ke segala penjuru dan bagian kaki candi induk yang tampak masih menyatu. Di lokasi penggalian inilah kompleks Candi Kedulan yang terdiri dari 1 candi induk dan 3 candi perwara (pendamping) semula berdiri. Mengelilingi daerah sekitar lokasi penggalian, akan dijumpai batu-batu candi yang tengah direkonstruksi dengan cara mencocokkan batu satu dengan batu lainnya.

Batu yang telah berhasil dicocokkan diberi simbol-simbol tertentu yang ditulis menggunakan kapur. Tampak konstruksi sementara bangunan pagar pembatas selasar candi, atap, bilik candi dan beberapa bagian tubuh candi lainnya. Terlihat pula lingga dan yoni yang diduga merupakan komponen yang mengisi bilik candi.

Atap candi terdiri atas 13 lapis batu andesit. Di ruang informasi itu pula, anda bisa melihat puing-puing puing-puing mangkuk berhias dan barang gerabah yang diduga digunakan dalam ritual peribadatan di candi ini. Selain itu, ada juga kayu-kayu yang berasal dari pepohonan yang tumbuh semasa candi ini berdiri. Pada dinding ruangan, terdapat gambaran lapisan tanah tempat batu-batu candi ditemukan, serta foto-foto yang menggambarkan proses penggalian yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Beberapa arkeolog menduga bahwa prasasti tersebut berkaitan dengan pendirian Candi Kedulan. Desa Pananggaran yang diceritakan pada prasasti diduga berada di wilayah sekitar candi, begitu pula bendungan yang dimaksud. Kondisi candi yang masih dalam tahap rekonstruksi justru menambah kesenangan ketika mengunjunginya.


6. Candi PawonDesa Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia

Candi Pawon
Candi Pawon terletak 1,5 km ke arah barat dari Candi Mendut dan ke arah timur dari Candi Borobudur, juga merupakan sebuah candi Budha. Saat diteliti secara lengkap pada reliefnya, ternyata merupakan permulaan relief Candi Borobudur.

Banyak orang mengira Candi Pawon merupakan sebuah makam, namun setelah diteliti ternyata merupakan tempat untuk menyimpan senjata Raja Indera yang bernama Vajranala. Candi ini terbuat dari batu gunung berapi. Ditinjau dari seni bangunannya merupakan gabungan seni bangunan Hindu Jawa kuno dan India. Candi Pawon terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Borobudur dan Candi Mendut.

Kemungkinan candi ini dibangun untuk kubera. Candi ini berada di atas teras dan tangga yang agak lebar. Semua bagian-bagiannya dihiasi dengan stupa (dagoba) dan dinding-dinding luarnya dengan gambar-gambar simbolis.


7. Candi PrambananJalan Raya Jogja - Solo Km 16 Prambanan, Sleman, Yogyakarta 55571, Indonesia

Candi Prambanan
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.


8. Istana Ratu BokoJalan Raya Jogja-Solo, Prambanan, Yogyakarta, Indonesia

Istana Ratu Boko
Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara memiliki arti biara di bukit yang penuh kedamaian,didirikan untuk tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur.

Bila masuk dari pintu gerbang istana, anda akan langsung menuju ke bagian tengah. Dua buah gapura tinggi akan menyambut anda. Sekitar 45 meter dari gapura kedua, anda akan menemui bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut Candi Batu Putih. Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2 teras. Sesuai namanya, candi itu digunakan untuk pembakaran jenasah. Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak dan kolam akan ditemui kemudian bila anda berjalan kurang lebih 10 meter dari Candi Pembakaran.

Melangkah ke bagian timur istana, anda akan menjumpai dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter dan stupa Budha yang terlihat tenang. Gua yang berada lebih atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yang berada di bawah disebut Gua Wadon. Meski didirikan oleh seorang Budha, istana ini memiliki unsur-unsur Hindu. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.
Sedikit yang tahu bahwa istana ini adalah saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang dan atap yang terbuat dari bahan kayu, meski kini yang tertinggal hanya batur-batur dari batu saja.



9. Candi PlaosanDukuh Plaosan, Desa Bugisan, Prambanan, Jawa Tengah 57454, Indonesia

Candi Plaosan
Candi Plaosan dibangun oleh Rakai Pikatan untuk permaisurinya, Pramudyawardani. Terletak di Dusun Bugisan Kecamatan Prambanan, arsitektur candi ini merupakan perpaduan Hindu dan Budha.

Kompleks Plaosan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Bangunan Candi Plaosan Lor memiliki halaman tengah yang dikelilingi oleh dinding dengan pintu masuk di sebelah barat. Candi Plaosan Kidul juga memiliki pendopo di bagian tengah yang dikelilingi 8 candi kecil yang terbagi menjadi 2 tingkat dan tiap-tiap tingkat terdiri dari 4 candi.

Seluruh kompleks Candi Plaosan memiliki 116 stupa perwara dan 50 candi perwara. Stupa perwara bisa dilihat di semua sisi candi utama, demikian pula candi perwara yang ukurannya lebih kecil. Dua buah prasati juga bisa ditemui, yaitu prasasti yang di atas keping emas di sebelah utara candi utama dan prasasti yang ditulis di atas batu di Candi Perwara baris pertama.

Teras Candi Plaosan berbeda dengan teras candi lain yang dibangun di masa yang sama. Jika melihat sekeliling candi, Candi Plaosan sebenarnya merupakan kompleks candi yang luas. Hal itu dapat dilihat dari adanya pagar keliling sepanjang 460 m dari utara ke selatan serta 290 m dari barat ke timur, juga interior pagar yang terdiri atas parit sepanjang 440 m dari utara ke selatan dan 270 m dari barat ke timur.


10. Candi GampinganPiyungan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia

Candi Gampingan
Candi pada umumnya memiliki relief yang hanya dihias oleh arca. Tetapi tidak pada Candi Gamping yang memiliki relief cantik yang khas, sebuah candi yang ditemukan secara tak sengaja oleh pengrajin batu bata di Dusun Gampingan, Piyungan, Bantul pada tahun 1995.

Salah satu relief cantik yang bisa dijumpai di candi ini adalah relief hewan yang ada di kaki candi. Relief hewan di Gampingan begitu natural hingga bisa diketahui jenis hewan yang digambarkan. Cukup jarang candi yang memiliki relief demikian, setidaknya hanya Candi Prambanan dan Mendut yang dikenal memiliki relief serupa.

Pada Candi Gamping jenis hewan yang mendominasi adalah burung. Ada pula relief burung pelatuk yang digambarkan memiliki jambul di atas kepala, paruh yang agak panjang dan runcing serta sayap yang tidak mengembang. Relief hewan lain yang juga banyak digambarkan adalah katak. Katak yang sering muncul dari air juga melambangkan pembaharuan kehidupan dan kebangkitan menuju arah yang lebih baik.

Figur Jambhala di candi ini berbeda dengan yang ada di candi lainnya. Umumnya, Jambhala di candi lain digambarkan dengan mata lebar yang menatap ke arah pemujanya disertai dengan beragam hiasan yang melambangkan kemakmuran dan kemewahan.


11. Candi MendutBorobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia

Candi Mendut
Candi Mendut terletak 3 km ke arah timur dari Candi Borobudur, merupakan candi Budha yang dibangun tahun 824 Masehi oleh Raja Indera dari wangsa Syailendra. Di dalam Candi Mendut terdapat 3 (tiga) patung besar.
  1. Cakyamuni yang sedang duduk bersila dengan posisi tangan memutar roda dharma.
  2. Awalokiteswara sebagai Bodhi Satwa membantu umat manusia Awalokiteswara merupakan patung amitabha yang berada di atas mahkotanya, Vajrapani. Ia sedang memegang bunga teratai merah yang diletakkan di atas telapak tangan.
  3. Maitreya sebagai penyelamat manusia di masa depan Ada cerita untuk anak-anak pada dinding-dindingnya. Candi ini sering dipergunakan untuk merayakan upacara Waisak setiap Mei pada malam bulan purnama dan dikunjungi para peziarah dari Indonesia maupun manca negara.
Candi ini lebih tua dari Candi Borobudur. Arsitekturnya persegi empat dan mempunyai pintu masuk di atas tangganya. Atapnya juga persegi empat dan bertingkat-tingkat, ada stupa di atasnya.