,

Tradisi Membungkuk (Ojigi) Yang Dilakukan Orang Jepang

tradisi membungkuk
Tradisi membungkuk (Ojigi) adalah salah satu kegiatan orang Jepang untuk melakukan penghormatan untuk orang lain. Sikap membungkuk ini dilakukan pada saat pertemuan pertama dengan seseorang atau orang asing.

Namun tradisi membungkuk ini kadang terlihat juga ketika seseorang bercakap-cakap secara serius, sikap membungkuk ini mengartikan bahwa sang pembicara sangat menghormati lawan bicara. Ungkapan terimakasih dan maaf juga disertai dengan tradisi membingkukkan badan.

Membungkuk (ojigi) adalah kebiasaan yang telah melekat dan sudah menjadi keharusan bagi orang Jepang ketika menyapa satu sama lain dengan cara membungkuk, bukan dengan berjabat tangan atau bertegur sapa di awalan pertemuan.

Tradisi membungkuk orang Jepang baik itu pria maupun wanita memiliki cara-cara yang berbeda dari sikap dan cara membungkuknya. Biasanya pria akan meletakan kedua tangannya disamping paha mereka ketika membungkuk, sedang wanita akan menaruh tangan mereka diatas paha mereka.

Membungkuk ala orang Jepang sangat dipengaruhi oleh situasi, tinggi bungkukkan dan lama bungkukkan. Tingkat sosial orang Jepang yang tinggi. Orang Jepang yang memiliki reputasi yang tinggi akan terlihat lawan bicaranya lebih sopan, membungkuk lebih dalam.


Jenis-jenis Membungkuk ala Orang Jepang :

Membungkuk dibagi berdasarkan derajat kemiringannya, maka ada 5 macam cara membungkuk, diantaranya:

anggukan kepala1. Anggukan kepala 5 derajat : Jenis anggukan ini hanya berupa anggukan kecil kepala. Anggukan ini biasanya digunakan kepada teman baik. Jenis bungkukan inilah yang lebih sederhana dibanding yang lain. Ada situasi lainnya dimana jenis bungkukkan ini bisa digunakan. Jika kita adalah seorang dengan status yang lebih tinggi, kita dapat membalas bungkukkan orang lain yang lebih rendah dari status kita dengan menganggukkan kepala.


eshaku
2. Membungkuk 15 derajat, Eshaku : Dilakukan untuk menyapa orang secara sepintas. Misalnya jika kita sedang terburu-buru mau pergi kerja dan dijalan kita bertemu dengan teman kita ketika sedang jalan-jalan. Ingat sangatlah tidak sopan jika tidak membalas orang lain yang membungkuk kepada kita.




menyapa pelanggan
3. Membungkuk 30 derajat : Membungkuk 30 derajat adalah bungkukkan yang paling banyak dilakukkan untuk menyapa pelanggan atau berterima kasih kepada seseorang. Tipe bungkukkan 30 derajat paling banyak dilihat di dunia bisnis di Jepang dan type ini tidak digunakan untuk acara-acara formal.




saikeirei
4. Membungkuk 45 derajat, Saikeirei : Type Saikeirei merupakan type yang paling formal. Digunakan untuk menandakan rasa syukur yang paling mendalam, salam hormat, permintaan maaf resmi, meminta bantuan dan yang lain sebagainya. Tradisi membungkuk Saikeirei juga digunakan untuk memberikan hormat kepada orang-orang yang sangat tinggi jabatan dan status sosialnya, seperti kaisar Jepang.



sujud
5. Membungkuk hingga kepala menyetuh lantai (berlutut) : Type jenis ini jarang sekali dilakukan. Type yang biasa juga disebut Zarei adalah tradisi membungkuk yang dilakukan sambil duduk. Biasanya digunakan pada acara keagamaan tertentu atau acara bela diri. Atau digunakan juga untuk menunjukan permintaan yang sangat-sangat mendalam karena dia telah melakukan sesuatu yang sangat buruk.


Tips untuk kita (Orang indonesia) dalam melakukan ojigi

membungkuk dengan salamanSering kali ketika orang Jepang memberi salam dengan membungkuk, mereka akan memulainya dengan bungkukkan yang paling dalam kemudian disusul dengan bungkukkan yang rendah hingga yang terkecil. Mereka melakukan ini karena mereka melihat orang lain didepannya membungkuk juga, jadi dia pikir dia harus membungkuk lagi untuk membalas orang tersebut. Kemudian orang yang didepannya juga berpikiran sama. Sehingga mereka berdua membungkuk lagi dan lagi.

Nah, Jika kita bingung mau membungkuk dengan cara apa, maka disarankan untuk membungkuk dengan kemiringan 30 derajat. Orang Jepang tidak akan memaksa para pendatang atau orang asing di Jepang untuk membungkuk dengan sempurna. Mereka sudah akan menghormati kita jika kita membungkuk kepada merekadengan tenang dan penuh rasa hormat.

Kesalahan yang sering tejadi ketika seorang Indonesia saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena pengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampur ojigi dengan jabat tangan.