Cara Proses Pembuatan Ballpoint/Pulpen

Ballpoint atau yang biasa kita sebut pulpen merupakan alat tulis yang selalu digunakan semua orang di seluruh dunia, tapi tahukah kita bagaimana proses pembuatannya ?. Berbagai motif/jenis pulpen ditawarkan dari yang sederhana hingga dengan desain yang menarik tentunya dari semua bentuk itu memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dalam pembuatannya.

Pada dasarnya pulpen memiliki 4 komponen utama yaitu : body, cap, plug dan refill tinta. Seiring perkembangan zaman dan guna menarik minat pembeli, pulpen di desain jadi lebih menarik. Setiap komponen memiliki satu cetakan (mould) yang dipasangkan pada mesin cetak (mesin injection).


Pemilihan bahan dasar pun jadi perhatian agar dalam penggunaannya pulpen dapat dipakai tahan lama. Biasanya bahan dasar banyak digunakan dari bahan plastik seperti poplypropylene, ABS, polycarbonate, acetal, HD, LD, PE hingga oleflex. Bahan yang masih biji plastik dicampurkan dengan pewarna (masterbatch) sesuai dengan komposisi dan standard warna yang diinginkan. Setelah tercampur dengan rata, bahan dimasukkan ke bak penampung (hover) kemudian proses pencetakan dimulai menggunakan mesin injection.

Hasil cetakan dirakit (assembling) bersama komponen yang lain.

Demikian proses pembuatan pulpen yang terlihat sederhana, tetapi sebenarnya dari mulai pewarnaan, perawatan mould hingga setting produk harus memiliki tenaga yang benar-benar ahli di bidangnya.

Dalam pewarnaan tidak boleh melebihi dari standar yang ditetapkan karena akan menghasilkan warna yang tidak sesuai. Dalam perawatan muold/cetakan juga perlu dilakukan perawatan berkala jika diabaikan atau dibiarkan mould akan cepat rusak. Sedangkan dalam menyetting produk, ini adalah proses tersulit. Pembuatan ballpoint/pulpen tidak semudah membuat ember atau barang sejenisnya, dalam pembuatan pulpen digunakan ketelitian yang sangat, diameter kecil, panjang tidak sesuai, flash, void, marble, deformation adalah makanan sehari-hari dalam menyetting produk.